Makassar (ANTARA) - Deputi Bank Indonesia Sulawesi Selatan M Firdaus Muttaqin mengatakan, sektor pertanian tercatat terbesar menyumbang pertumbuhan ekonomi Sulsel yakni sebesar 22 persen lebih tinggi dari sektor perdagangan yang hanya 14 persen.
"Sulsel sebagai daerah agraris dengan potensi pertanian yang cukup besar memiliki sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah ini," kata Firdaus di sela temu media di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, tumbuhan ekonomi Sulsel setelah pandemi melanda meningkat secara signifikan pada triwulan IV pada 2022 yaitu 5,11 persen (yoy). Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen (yoy).
Diakui sejalan dengan ekonomi nasional kinerja perekonomian Sulsel sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,68 persen (yoy).
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh tingginya efek normalisasi aktivitas masyarakat pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya.
Namun dari secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2022 tumbuh 5,09 (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang tercatat hanya 4,64 persen (yoy).
Firdaus mengatakan, dari sisi lapangan usaha (LU) utama, sumber pertumbuhan berasal dari lu pertanian menyusul kehutanan dan perikanan yang totalnya 6,75 persen (yoy).
Sementara itu permintaan industri dan jasa penyediaan makanan minuman yang meningkat secara otomatis menjadi insentif bagi peningkatan produksi pertanian meskipun tengah tantangan curah hujan yang cukup tinggi.
Kinerja LU pertambangan tercatat 4,69 persen (yoy) juga membaik setelah tiga triwulan pasca mengalami kontraksi seiring dengan selesainya mesin produksi korporasi utama nikel matte.