Pemkab Gowa mulai integrasikan layanan primer di puskesmas dan posyandu
Gowa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, Sulawesi Selatan, mulai melakukan integrasi layanan primer di puskesmas, posyandu dan pustu sebagai upaya memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada masyarakat.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di Gowa, Jumat, mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan yang melakukan memulai ILP kesehatan bersama Kemenkes dan USAID.
"Dalam melakukan integrasi maka yang dibutuhkan adalah visi dan misi karena harus memiliki pemahaman yang sama," ujarnya.
Adnan mengatakan keberhasilan di suatu integrasi karena adanya kesamaan dalam pikiran. Sebab yang disatukan adalah sistem, di mana nantinya pelayanan mulai tingkat paling bawah sampai ke atas itu sejalan dengan visi misi Pemkab Gowa.
Ia menyebut dari 26 Puskesmas yang ada di Gowa tidak harus dilakukan secara keseluruhan. Namun, diharapkan 13 yang dilakukan tersebut mampu menjadi percontohan bahkan di Sulawesi Selatan.
"Ketigabelasnya terlebih dulu dilakukan sebagai percontohan, kalau ini sudah berjalan dengan baik dan lancar dan sudah sesuai dengan harapan kita maka setelah itu barulah dilakukan secara bertahap di 26 Puskesmas di wilayah Gowa. Apalagi ini tanda dimulainya kegiatan ini dan Pemkab Gowa juga telah menganggarkan di APBD perubahan yang sebentar lagi kita tetapkan bersama DPRD Gowa," jelasnya.
Dia berharap dengan dimulainya pelayanan kesehatan di Kabupaten Gowa semakin baik. Pasalnya dalam menyelesaikan permasalahan, pemerintah tidak bisa berjalan secara secara individualisme tetapi dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak yang ada termasuk USAID.
"Yang namanya pelayanan tidak akan mungkin bisa mencapai kepuasan, apalagi yang kita layani adalah masyarakat/manusia yang memiliki karakter berbeda beda. Namun, tetap layani dengan baik sesuatu aturan dan mekanisme yang berlaku. Jangan takut dikritik, bekerjalah dengan baik dan pastikan pelayanan ke masyarakat juga berjalan dengan baik," kata Adnan.
Tiga belas puskesmas yang mulai menerapkan ILP di tahun 2024 ini yakni Puskesmas Bontomarannu, Bajeng, Bontonompo1, Samata, Pallangga, Somba Opu, Pattallassang, Manuju, Parigi, Sapaya, Bontonompo 2, Bontolempangan 1 dan Kanjilo.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, drg Abd Haris Usman mengatakan Kick Off ILP ini merupakan sebuah upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, berdasarkan siklus hidup bagi perseorangan, keluarga dan masyarakat.
"Tujuan utama dari ILP ini adalah meningkatkan cakupan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan primer di Indonesia, sekaligus sebagai wujud implementasi dan langkah strategis dalam memperkuat pelayanan kesehatan primer di Indonesia," ungkapnya.
Salah satu contoh dari ILP, kata drg Haris, puskesmas yang dulunya menggunakan poli sekarang berubah menjadi klaster yang dibagi dalam 5 klaster sehingga lebih tertata dan terpantau.
Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh petugas puskesmas ke dalam klaster dan menetapkan struktur organisasi, seperti klaster 1 adalah manajemen, klaster 2 ibu dan anak, klaster 3 usia dewasa dan lansia, klaster 4 penanggulangan penyakit menular dan klaster 5 lintas klaster.
"Nah, ini nantinya akan termonitor dengan baik dan kelihatan sehingga lebih mudah jika dilakukan pelayanan," sebutnya.*
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di Gowa, Jumat, mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan yang melakukan memulai ILP kesehatan bersama Kemenkes dan USAID.
"Dalam melakukan integrasi maka yang dibutuhkan adalah visi dan misi karena harus memiliki pemahaman yang sama," ujarnya.
Adnan mengatakan keberhasilan di suatu integrasi karena adanya kesamaan dalam pikiran. Sebab yang disatukan adalah sistem, di mana nantinya pelayanan mulai tingkat paling bawah sampai ke atas itu sejalan dengan visi misi Pemkab Gowa.
Ia menyebut dari 26 Puskesmas yang ada di Gowa tidak harus dilakukan secara keseluruhan. Namun, diharapkan 13 yang dilakukan tersebut mampu menjadi percontohan bahkan di Sulawesi Selatan.
"Ketigabelasnya terlebih dulu dilakukan sebagai percontohan, kalau ini sudah berjalan dengan baik dan lancar dan sudah sesuai dengan harapan kita maka setelah itu barulah dilakukan secara bertahap di 26 Puskesmas di wilayah Gowa. Apalagi ini tanda dimulainya kegiatan ini dan Pemkab Gowa juga telah menganggarkan di APBD perubahan yang sebentar lagi kita tetapkan bersama DPRD Gowa," jelasnya.
Dia berharap dengan dimulainya pelayanan kesehatan di Kabupaten Gowa semakin baik. Pasalnya dalam menyelesaikan permasalahan, pemerintah tidak bisa berjalan secara secara individualisme tetapi dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak yang ada termasuk USAID.
"Yang namanya pelayanan tidak akan mungkin bisa mencapai kepuasan, apalagi yang kita layani adalah masyarakat/manusia yang memiliki karakter berbeda beda. Namun, tetap layani dengan baik sesuatu aturan dan mekanisme yang berlaku. Jangan takut dikritik, bekerjalah dengan baik dan pastikan pelayanan ke masyarakat juga berjalan dengan baik," kata Adnan.
Tiga belas puskesmas yang mulai menerapkan ILP di tahun 2024 ini yakni Puskesmas Bontomarannu, Bajeng, Bontonompo1, Samata, Pallangga, Somba Opu, Pattallassang, Manuju, Parigi, Sapaya, Bontonompo 2, Bontolempangan 1 dan Kanjilo.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, drg Abd Haris Usman mengatakan Kick Off ILP ini merupakan sebuah upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, berdasarkan siklus hidup bagi perseorangan, keluarga dan masyarakat.
"Tujuan utama dari ILP ini adalah meningkatkan cakupan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan primer di Indonesia, sekaligus sebagai wujud implementasi dan langkah strategis dalam memperkuat pelayanan kesehatan primer di Indonesia," ungkapnya.
Salah satu contoh dari ILP, kata drg Haris, puskesmas yang dulunya menggunakan poli sekarang berubah menjadi klaster yang dibagi dalam 5 klaster sehingga lebih tertata dan terpantau.
Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh petugas puskesmas ke dalam klaster dan menetapkan struktur organisasi, seperti klaster 1 adalah manajemen, klaster 2 ibu dan anak, klaster 3 usia dewasa dan lansia, klaster 4 penanggulangan penyakit menular dan klaster 5 lintas klaster.
"Nah, ini nantinya akan termonitor dengan baik dan kelihatan sehingga lebih mudah jika dilakukan pelayanan," sebutnya.*