Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat berencana membangun pemecah ombak untuk menyelamatkan pemukiman masyarakat pesisir di wilayah Kepulauan Balak-Balakang.
Bupati Mamuju Habsi Wahid saat bertatap muka dengan masyarakat pulau Balak-Balakang, Jumat, mengatakan, tanggul pemecah ombak patut dibangun di daerah pesisir itu karena dari tahun ke tahun bibir pantai semakin tergerus sehingga mengancam rumah nelayan.
Ia menyebutkan abrasai dihadapi sejumlah pesisir pantai di wilayahnya, termasuk wilayah Kecamatan Kepulauan Balak-Balakang yang terdiri dari 16 pulau, di mana 11 pulau telah berpenghuni dan lima pulau tak berpenghuni.
Kecamatan itu berpenduduk 2.436 jiwa dan secara geografis jarak tempuh dari pulau yang satu kepulau yang lain memakan waktu.
Perjalanan bupati ke pulau ini merupkan kali pertama semenjak ia dilantik menjadi bupati beberapa bulan yang lalu.
"Kami mengungjugi masyarakat di pulau Ambo, Popoangan, Salissingan, Saboyang dan pulau terakhir yakni Sabakkatang," katanya.
Dari kelima pulau yang dikunjungi Bupati, disebutkan bahwa permasalahan yang sama terjadi pada semua pulau, yakni abrasi pantai.
Namun yang dianggap relatif sangat memerlukan penanganan adalah pulau Ambo dan Popoangan di mana setiap musim ombak, setidaknya 10 meter pantai telah terkikis oleh ombak.
"Jika memasuki medio Juli, Agustus, September, Desember, Januari February dan Maret maka bulan itu musim ombak yang setiap tahunnya telah mengikis pantai hingga 10 meter ke daratan. Ketika hal ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah, maka 10 tahun ke depan pulau ini akan hilang," kata Bahtiar Salam, Kepala Desa Bala-Balakang Timur.
Menanggapi permasalahan tersebut salah satu program utama Bupati pada kunjungan ini adalah pembuatan pemecah gelombang atau pembuatan karang buatan yang terbuat dari batu gajah.
Hal ini dilakukan karena melihat kondisi di pesisir pantai kepulauan yang setiap tahun semakin hilang terkikis oleh ombak.
"Untuk mengatasi masalah ini kita akan melakukan pengiriman batu gajah dari Mamuju ke pulau ini, sebagai pemecah gelombang agar ketika musim ombak tiba ombak tidak langsung masuk ke daratan. Selain pemecah ombak batu gajah juga berfungsi sebagai karang buatan," ungkap Habsi Wahid.
Sementara itu Wakil Bupati Mamuju, Irwan Pababari mengatakan, bencana abrasi pantai yang terjadi di sini perlu penanganan secara khusus.
"Saya mengamati hancurnya karang di sekitar pantai akibat bom dan racun, dan saya minta kepada Pak Kepala Desa dan masyarakat setempat untuk menghentikan kebiasaan ini karena malah merugikan anak cucu kita yang merupakan generasi penerus daerah ini," ucap Irwan.