Makassar (ANTARA Sulsel) - Galeri Fotografi Jurnalistik Antara (GFJA) Makassar kembali menggelar pameran foto sebanyak 75 karya bertema `Kisah Para Penyintas` dari kelas dokumenter mulai 26 September-2 Oktober 2016 di gedung Societeit De Harmonie, jalan Riburane, Makassar, Sulawesi Selatan.
"GFJA Makassar tidak henti-hentinya membuat karya salah satunya dokumenter dan baru pertama kali ini menghadirkan karya monumental, mudah-mudahan bisa dapat penghargaan pulitzer," kata Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI saat membuka pameran tersebut, Senin malam.
Pemerintah Kota dan dirinya berterima kasih atas karya-karya yang tidak hentih-hentinya ditorehkan siswa-siswa GFJA Makassar yang menciptakan nuasa berbeda buat Makassar. Selain itu karya-karya ini adalah bagian dari literasi dengan hadirnya GFJA Makassar menjadi lumbung seni di Makassar.
"Ternyata fotograpy ini tidak mengenal batasan umur, profesi dan jenis kelamin. Bahkan rata-rata fotografernya sudah bekerja. Belum lama GFJA Makassar Pameran, hari ini pemeran foto kembali digelar dengan nuansa berbeda," sebut mantan legislator DPRD Makassar ini.
Kendati demikian foto-foto menceritakan tentang kehidupan atau human inters serta keterbatasan disabilitas untuk bertahan hidup yang memberikan otokritik bagi pemerintah kota, kata deng ical disapa akrab itu mengungkapkan bahwa hal ini bisa dijadikan referensi tentang gejolak sosial yang patut diperhatikan.
Sementara Direktur GFJA Pusat Oscar Matuloh pada kesempatan ini memberikan apresiasi sebab baru pertama kali dalam sejarah di Makassar, Sulawesi Selatan digelar pameran khusus dokumenter.
"Pameran Dokumenter ini yang pertama di Makassar, tentunya sebuah foto secara visual ditampilkan sebagai perwakilan narasi. Penyintas mengungkapkan bahasa visual sebagai cara penyampaiannya. Foto selfi sering dilakukan dengan menyampaikan pesan, dan foto dokumenter ini adalah bagian dari penyampaian pesan itu," tambahnya.
Sementara peserta pameran Widan Setiabudi menyatakan berterima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga terlaksananya kegiatan pameran tersebut. Selain itu meski banyak kendala namun para siswa berhasil melaksanakan pameran dengan total foto sebanyak 75 frame dengan sudut pandang berbeda-beda.
Enam Siswa angkatan kedua kelas khusus dokumenter ini masing-masing Ardyanto Patandung, Dewi Lestari, Haryamin, Ratna Juwita, Vonni Harmanelly dan Widan Setiabudi yang menampilkan karya-karya terbaik mereka selama mendalami ilmu fotografi di GFJA Makassar.
Selain pameran foto dokumenter, agenda lainnya yakni peluncuran buku foto Kisah Para Penyintas, Diskusi fotografi dokumenter pada Selasa 27 September di gedung GFJA Makassar dan bedah buku Kisah Para Penyintas pada Kamis 29 September serta panduan menjadi fotografer frelence pada 1 Oktober 2016
Sebelumnya, GFJA Makassar juga mengelar pameran sebanyak 109 karya foto siswa workshop GFJA Makassar bertajuk `Sammarantanna` kelas jurnalistik di gedung kesenian Societeit De Harmoni Makassar, Sulawesi Selatan pada Sabtu (30/4) malam.
Berita Terkait
Lomba perahu hias-foto meriahkan peluncuran Garuda di Lautku
Jumat, 17 Januari 2020 13:43 Wib
Kerusuhan hingga peternakan lebah, film Internasional di Oscar pada 2020
Selasa, 14 Januari 2020 8:50 Wib
"Art Bali 2019" mediator publik dengan seni
Jumat, 10 Januari 2020 19:08 Wib
"Parasite, Film Terbaik di anugerah AACTA International Awards 2020
Sabtu, 4 Januari 2020 14:28 Wib
ACT Sulsel mengedukasi anak-anak lewat lomba mewarnai
Minggu, 29 Desember 2019 18:34 Wib
Deretan film nasional yang melanglang buana di tahun 2019
Sabtu, 21 Desember 2019 14:23 Wib
Unismuh dan Litbang Kemenag luncurkan buku cerita berbahasa Bugis-Makassar
Selasa, 17 Desember 2019 14:01 Wib
Disbud Gianyar gelar parade dalang cilik wayang parwa
Senin, 16 Desember 2019 21:30 Wib