Makassar (Antara Sulsel) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Selatan dan Barat telah membeli dan mengumpulkan sebanyak 280 ton beras dari para petani sebagai bagian antisipasi penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berlaku per 1 September 2017.
Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar Dindin Syamsuddin di Makassar, Minggu, mengatakan jumlah beras itu telah dikumpulkan dari para petani di wilayah Sulselbar sejak Maret hingga saat ini.
"Jadi kami sejak awal memang terus menggenjot penyerapan beras petani sepanjang 2017. Untuk saat ini, kita sudah mengumpulkan sebanyak 280 ribu ton beras petani," ujarnya.
Ia menjelaskan, Provinsi Sulsel memang termasuk wilayah produksi.Adapun beberapa daerah penghasil beras yang paling besar diantaranya Kabupaten Sidenreng Rappang, Pinrang, Kabupaten Maros, hingga Kabupaten Bone.
Mengenai harga HET untuk beras kualitas medium tersebut berbeda-beda sesuai dengan daerah di Indonesia, seperti wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi sebesar Rp9.450 per kilogram, dan Rp12.800 untuk jenis premium.
Sedangkan untuk Wilayah Sumatera tidak termasuk Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan untuk beras kualitas medium Rp9.950 dan premium 13.300 per kilogram.
Sementara untu Maluku termasuk Maluku Utara dan Papua, HET beras kualitas medium sebesar Rp10.250 per kilogram dan Rp13.600 untuk beras jenis premium.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu`mang sebelumnya menyampaikan jika para petani tentunya ingin jual beras mereka dengan harga yang tinggi, jadi harga eceran teredah itu sebenarnya untuk jangkar saja.
Untuk itu, kata dia, pemerintah dalam hal ini Perum Bulog diharapkan bisa menyiapkan stok pangan nasional. Tujuannya agar bisa menjaga stabilitas harga nasional.
Untuk bisa melakukan itu, menurut wagub Sulsel dua periode tersebut, maka pemerintah memang punya kewajiban untuk membeli dan menyimpan sebagai stok.
Jika hal itu tidak dilakukan saat ini, menurut dia, maka tentu kondisi itu bisa dimanfaatkan pihak swasta dan justru mereka yang bisa mengendalikan harga beras tersebut.
"Mudah-mudahan bisa menyiapkan stok nasional. Jadi pemerintah memang perlu dan berkewajiban untuk membelidan mentimpan beras petani sebagai stok," sebutnya.
Berita Terkait
Fatayat NU Sulsel memperkuat kemitraan dengan Kemenag Sulsel
Jumat, 3 Mei 2024 0:34 Wib
Ekspor Sulsel Maret 2024 capai Rp190 juta dolar AS, meningkat 40 persen
Kamis, 2 Mei 2024 20:43 Wib
Turis Malaysia mendominasi kunjungan wisatawan ke Sulsel pada Maret 2024
Kamis, 2 Mei 2024 20:43 Wib
Peringatan Hardiknas tingkat Provinsi Sulawesi Selatan bertabur penghargaan
Kamis, 2 Mei 2024 20:09 Wib
Tiga parpol berkomunikasi bahas koalisi hadapi 24 Pilkada di Sulsel
Kamis, 2 Mei 2024 19:55 Wib
Pansus DPRD Sulsel terus matangkan Raperda Kesehatan Ibu dan anak
Kamis, 2 Mei 2024 18:27 Wib
DPRD Sulsel berharap KPUD dan Bawaslu jalankan pilkada secara transparan
Kamis, 2 Mei 2024 18:25 Wib
BPS : inflasi Sulsel per April 2024 lebih rendah dari nasional
Kamis, 2 Mei 2024 15:59 Wib