Makassar (Antaranews Sulsel) - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Selatan mengakui jumlah perawat yang ada di wilayah itu telah mencapai hingga kurang lebih 50 ribu orang namun baru berkisar 10-20 persen yang terserap ke dunia kerja.
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah PPNI Sulsel, Abdul Rakhman di Makassar, Senin, mengatakan, jumlah keluaran atau alumni keperawatan pada setiap tahun yang begitu tinggi memang belum berbanding lurus dengan tingkat serapan dunia kerja baik dari instansi negeri ataupun swasta.
"Jadi jumlah perawat yang terserap ke dunia kerja memang masih sedikit yakni 10 hingga 20 persen dari 50 ribuan perawat yang telah merampungkan studinya," kata dia.
Terkait fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan sebagainya yang tida begitu banyak, apakah juga memberikan andil dalam sulitnya perawat untuk mendapatkan pekerjaan, dirinya juga tidak menampik hal itu juga berperan.
Namun demikian, banyaknya kampus yang memprogramkan studi perawat di Makassar ataupun Sulsel, juga semakin menambah daftar perawat yang tidak bisa terakomodasi.
Ia menjelaskan, lulusan peawat pada setiap tahunnnya memang begitu besar. Sementara tidak sedikit dari mereka belum memiliki kemampuan yang memenuhi persyaratan sehingga juga menjadi alasan sulit diterima bekerja.
"Jadi kami tentunya akan mendorong kampus untuk bisa lebih fokus dalam peningkatan kualitas para perawat," ujarnya.
Sementara Ketua PPNI Makassar, Hamzah Tasa yang baru saja dilantik sebagai ketua untuk periode 2018-2023 mengajak seluruh pihak untuk kembali bersatu dan membulatkan tekad untuk secara bersama-sama memajukan organisasi dan mensejahterahkan para anggota organisasi itu kedepan.
"Ada sejumlah program yang telah kita siapkan dan telah menjadi visi misi organisasi kedepan. Salah satunya dengan merekrut seluruh potensi yang ada di tubuh PPNI Makassar untuk berupaya membesarkan organisasi dan meningkatkan kesejahteraan perawat," ujarnya.