Mamuju (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) termasuk dalam kategori daerah rawan konflik karena kemajemukan yang dimilikinya, namun kondisi masyarakatnya masih tetap hidup damai dan rukun, kata Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar, Arsyad Hafid di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan hal itu pada dialog multikultural yang diikuti para pemuka agama dari pusat dan pemuka agama di Provinsi Sulbar itu digelar Kementerian Agama pusat.
Acara itu dihadiri Kepala Pusdiklat Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof Dr Abdurrahman Mas'ud, Phd, anggota komisi VIII DPR-RI, Ali Machsan Musa, serta pemuka agama dari pusat dan daerah yakni perwakilan lima organisasi keagamaan yaitu Majelis Ulama Indonesia, Persatuan Hindu Dharma Indonesia, Walubi, Persatuan Wali Gereja Indonesia, dan Persatuan Gereja Indonesia.
Sekda Provinsi Sulbar mengatakan, Sulbar dikategorikan sebagai daerah yang rawan konflik karena sulbar masyarakatnya merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai suku ras dan agama.
"Semua suku dan agama ada di Sulbar mulai suku Bugis, Mandar, Bali, Kalimantan, Toraja, Sumatera, Jawa, Papua, NTT, dan sejumlah suku lainnya begitu juga agama lima agama ada di Sulbar,"katanya.
Sulbar yang berpenduduk 1.249.046 jiwa terdiri dari agama Islam 1.037.363 jiwa, Kristen, 162.839 jiwa, Katolik 17.515 jiwa, Hindu 31.008 jiwa, dan Budha 321 jiwa.
Namun ia mengatakan, kondisi kemajemukan di Sulbar tersebut terbina dengan baik dan masyarakat Sulbar masih tetap hidup rukun dan damai dengan bisa menerima semua perbedaan yang ada.
"Kerukunan hidup dan kerukunan beragama di Sulbar tercipta dengan baik berkat upaya pemerintah dalam memelihara kerukunan beragama di daerah ini, agar tercipta dengan baik dan masyarakatnya teta hidup harmonis meski banyak perbedaan diantara mereka," katanya.
Ia mengatakan, kerukunan itu berhasil dibina berkat upaya pemerintah membangun kerukunan umat beragama dengan membangun Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) antar pemeluk agama di daerah ini.
Oleh karena itu ia berharap dengan dialog multikultural yang digelar di daerah ini akan semakin mempererat kerukunan umat beragama di daerah ini. (T.KR-MFH/A033)
Berita Terkait
BPBD: Material longsor menutupi ruas jalan pada 70 titik di Mamasa
Jumat, 3 Mei 2024 22:34 Wib
PJ Gubernur Sulbar: Kemendagri apresiasi upaya pengendalian inflasi
Jumat, 3 Mei 2024 21:22 Wib
DTPHP Sulbar lakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi di Mamuju Tengah
Jumat, 3 Mei 2024 0:33 Wib
BPS: Sulbar provinsi dengan pengendalian inflasi terbaik
Kamis, 2 Mei 2024 20:10 Wib
Basarnas dan RSUD Sulbar menandatangani kesepakatan penyelenggaraan SAR
Kamis, 2 Mei 2024 19:53 Wib
Pemprov Sulbar percepatan satu data provinsi menuju satu data Indonesia
Kamis, 2 Mei 2024 18:23 Wib
Kapolda menjamin keamanan lingkungan pendidikan di Sulbar
Kamis, 2 Mei 2024 18:21 Wib
Polewali Mandar Sulbar kembangkan literasi berbasis inklusi sosial
Rabu, 1 Mei 2024 20:04 Wib