Makassar (ANTARA Sulsel) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar, Sulawesi Selatan mengajak sejumlah kalangan termasuk para jurnalis untuk ikut membantu masyarakat mengawasi penjualan kondom secara bebas menjelang Valentine Day, 14 Februari 2016.
Ketua Komisi Media dan Informasi MUI Makassar, Dr Firdaus Muhammad di Makassar, Selasa, mengakui perlunya pengawasan yang lebih ketat agar bisa menjaga generasi muda dari pergaulan bebas dan keterpurukan moral.
"Teman-teman praktisi media, teman jurnalis kita harapkan ikut melakukan observasi di mini maret ataupun apotek yang kemungkinan menjual barang (alat kontrasepsi) tersebut secara bebas," jelasnya dalam acara dialog publik tentang Fatwa sesat Gafatar, Fenomena LGBT, dan Larangan Perayaan Valentine Day Oleh Pemkot Makassar.
Ia menjelaskan, Pada 2015 ditemukan sebuah kasus yakni diperjual belikan coklat berbentuk hati. Namun setelah coklatnya habis ternyata didalamnya terdapat kondom. Ini tentu sebuah kenyataan yang memilukan dan sudah seharusnya menjadi perhatian mulai dari keluarga sendiri.
"Ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama. Namun kita berharap mudah-mudahan tahun ini tidak lagi kita temukan kejadian seperti ini," ujarnya.
Terkait edaran Wali Kota Makassar melalui dinas pendidikan Kota Makassar yang melarang perayaan hari kasih sayang untuk kalangan pelajar se kota Makassar, dirinya mengaku ikut memberikan apresiasi.
Namun demikian, kata dia, kondisi itu tentu tidak akan terlalu efektif jika Pemkot dan pemprov Sulsel tetap memberikan ruang bagi tempat hiburan malam, ataupun hotel-hotel untuk tetap menyiapkan program menyambut hari kasih sayang itu.
Sejauh ini, kata dia, memang sudah banyak THM ataupun hotel yang telah memberikan penawaran khusus untuk memperingati hari yang muncul dari kebudayaan barat tersebut. Diantaranya dalam bentuk paket makan malam, kamar dan sebagainya.
Tidak adanya aturan atau edaran untuk melarang pihak terkait untuk merayakan "Valentine Day" itupun yang membuat pihaknya ragu. Namun MUI Makassar tetap memberikan apresiasi karena Pemkot sudah menunjukkan itikad baik dalam upayanya menjaga generasi muda di Kota Daeng.
"Seharusnya bukan hanya dari para pemuda pemudi yang dilarang. Kita tentu tidak ingin larangan ini hanya bertepuk sebelah tangan. Artinya satu sisi dilarang namun pada sisi yang lain justru masih banyak tempat yang menyajikan paket khusus untuk memperingati hari tersebut," sebutnya.
Berita Terkait
Aktivis difabel: Pekerja difabel terus dibayangi PHK sepihak
Rabu, 1 Mei 2024 21:52 Wib
Kemenkumham Sulsel monitoring layanan pengaduan di Lapas Makassar
Rabu, 1 Mei 2024 20:35 Wib
Polda Sulsel tangkap oknum ASN Jeneponto diduga jual Sabu
Rabu, 1 Mei 2024 20:06 Wib
Pj Ketua PKK Sulsel serahkan sejumlah bantuan pada HUT ke-161 Jeneponto
Rabu, 1 Mei 2024 20:03 Wib
Perkemi Sulsel sarankan pengurangan atlet untuk PON XXI Aceh-Sumut
Rabu, 1 Mei 2024 19:10 Wib
Kejati Sulsel ajak santri Ponpres DDI Abrad Makassar jauhi narkoba
Rabu, 1 Mei 2024 19:09 Wib
KONI Sulsel berharap anggaran operasional untuk PON XXI segera cair
Rabu, 1 Mei 2024 18:50 Wib
Prevalensi stunting di Pinrang Sulsel turun 3,3 persen pada 2023
Rabu, 1 Mei 2024 17:51 Wib