Makassar (ANTARA Sulsel) - Dinas Kesehatan Kota Makassar menyita vaksin yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bersalin (RSB) GIA Lestari di Jalan Toddopuli Makassar karena proses penyimpanannya yang tidak sesuai dengan mekanismenya.
"Untuk vaksin yang ada di RSB GIA Lestari itu kita tarik, bukan karena palsu melainkan proses penyimpanannya yang tidak sesuai," ujar Kepala Dinas Kesehatan dr Naisyah Tun Azikin di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, vaksin yang disita itu kualitasnya sudah menurun karena tempat penyimpanannya yang harusnya menggunakan lemari pendingin khusus dengan ukuran suhu di angka 2-8 derajat celcius.
Namun yang ditemukan pada saat inspeksi mendadak (sidak) itu, semua vaksinnya disimpan biasa saja di lemari es tanpa adanya pengukur suhu sesuai yang dipersyaratkan.
Bukan cuma itu, vaksin yang disita itu disimpan bersamaan dengan kebutuhan rumah tangga lainnya di dalam lemari es dan bercampur baur tanpa adanya pemilahan.
"Jadi semua vaksinnya itu bukan palsu tapi kualitasnya sudah tidak bagus lagi karena vaksinnya bercampur dengan bahan-bahan lainnya, ada makanan, minuman dan sebagainya. Selain itu, tidak ada pengukur suhu ditemukan hanya disimpan biasa di lemari es," katanya.
Dengan ditariknya semua vaksin itu, pihaknya kemudian mengeluarkan instruksi agar untuk sementara RSB GIA Lestari tidak menerima dulu balita untuk divaksin.
Semua bayi yang lahir dan divaksin di RSB GIA Lestari untuk sementara ini divaksin di Puskesmas karena vaksinnya lebih terjamin keaslian dan kualitasnya.
"Untuk para orang tua yang baru melahirkan atau telah memvaksin bayinya di RSB GIA Lestari untuk sementara ini kita arahkan dulu ke Puskesmas sampai semuanya kembali normal dan menyediakan tempat penyimpanan vaksin yang sesuai standar," jelasnya.
Sebelumnya, hasil pemantauan yang langsung dilakukannya Dinkes Makassar di tiga rumah sakit yakni Rumah Sakit Bersalin (RSB) Hadijah, RSB GIA Lestari dan Rumah Sakit Umum (RSU) Grestelina tidak ditemukan adanya vaksin palsu.
Bukan cuma keaslian vaksin yang ditelitinya, ia juga memantau proses penyimpanan dan pendinginan vaksin yang akan digunakan untuk para balita itu.
"Jadi selain memantau keaslian vaksin, kita juga lihat apakah penyimpanannya itu sudah sesuai prosedur atau tidak karena meskipun asli kalau tidak sesuai dengan prosedur akan menurunkan kualitas vaksinnya," ucapnya.
Selain melakukan pemantauan langsung ke rumah sakit, pihaknya juga melakukan penelusuran dan menyebutkan jika semua vaksin itu didatangkan langsung dari distributor melalui Pedagang Balai Farmasi (PBF) khusus untuk rumah sakit swasta.
"Kalau rumah sakit swasta itu mengakunya membeli langsung dari PBF dan itu memang yang resmi. Tapi kita juga akan memanggil besok pihak PBF untuk mengetahui lebih jauh lagi pola distribusinya," katanya.
Berita Terkait
Dinkes : Sulsel masuk 10 daerah dengan temuan kasus HIV terbanyak
Sabtu, 20 April 2024 21:45 Wib
Dinkes ungkap DBD di Sulsel tembus 1.620 kasus
Sabtu, 20 April 2024 7:16 Wib
Dinkes Sulbar meminta masyarakat tingkatkan kewaspadaan terhadap DBD
Kamis, 18 April 2024 23:38 Wib
Dinkes Sulsel menggunakan teknologi X-ray skrining TBC di dua kabupaten
Rabu, 17 April 2024 4:17 Wib
Dinkes Sulsel mendirikan pos layanan kesehatan pascalongsor di Toraja
Rabu, 17 April 2024 4:15 Wib
Dinkes Sulsel mengirim bantuan untuk korban longsor di Tana Toraja
Selasa, 16 April 2024 9:11 Wib
Dinkes Sulsel aktifkan 474 PKM mengawal mudik Lebaran 1445 H
Rabu, 10 April 2024 6:29 Wib
Dinkes Sinjai pastikan layanan kesehatan tetap berjalan meski libur Lebaran
Selasa, 9 April 2024 19:41 Wib