Kuala Lumpur (ANTARA) - Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga pendiri Partai Pejuang Mahathir, Dr Mahathir Mohamad menyampaikan kekhawatiran yang mendalam karena kasus harian COVID-19 di negeri ini sudah mencapai 23.000 kasus.
"Majalah Economist melaporkan bahwa Malaysia adalah negara yang terburuk sekali di dunia dalam mengawal wabah COVID-19. Malaysia dikatakan negara worst performer. dibanding negara lain di dunia," katanya melalui blog, di Kuala Lumpur, Sabtu.
Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan sebanyak 233 orang telah meninggal dunia dan beberapa lagi telah bunuh diri.
"Tekanan jiwa yang dipikul oleh semua rakyat amatlah berat. Banyak yang kehilangan ahli keluarga, kanak-kanak yang kehilangan ibu bapak, yang dengan tiba-tiba jadi yatim piatu, kehilangan pimpinan rumah tangga, kehilangan kawan dan keluarga," katanya pula.
Penderitaan mereka amatlah buruk, sehingga ada yang bunuh diri.
"Banyak orang yang ingin menyumbang tenaga dan kepakaran mereka untuk menghalang perkembangan wabah ini, meminta supaya mereka diberi pengakuan oleh pemerintah, tetapi ditolak. Mereka sanggup bekerja secara sukarela," katanya.
Mereka ini terdiri dari pakar pengobatan, ekonomi, sosiologi, dan lain-lain. Mereka mempunyai pengalaman menangani krisis. Mereka bisa membantu dalam usaha melawan wabah seperti ini.
"Sekarang kita ada pemerintah yang baru yang mungkin sibuk dengan urusan lain. Sebaliknya wabah ini memerlukan pelbagai tindakan segera," katanya pula.
Jika lembaga yang mereka bentuk diletakkan di bawah pemerintah, ujar dia, politik akan mengganggu tindakan mereka, sehingga lebih baik jika mereka dilantik dan diletakkan di bawah kuasa Yang Di-Pertuan Agong.
Pihaknya khawatir wabah ini akan melanda negara dan ratusan yang akan meninggal dunia dan ekonomi tidak bisa pulih serta penderitaan orang banyak akan meningkat.
"Percayalah wabah ini tidak mudah dikawal. Wabah ini tidak akan pergi dengan sendirinya. Di waktu ini keadaan sudah jadi amat serius. Ia bisa jadi lebih serius dalam waktu yang terdekat," katanya lagi.
Mahathir mendesak agar perlu bertindak pada waktu sekarang ini.
"Janganlah utamakan politik dan undang-undang sekali pun. Sebenarnya inilah waktu darurat karena tindakan luar biasa perlu diambil. Kita tidak boleh menunggu pemerintah disusun sebelum bertindak," kata dia pula.
Berita Terkait
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad jalani observasi kesehatan di IJN Kuala Lumpur
Jumat, 4 Agustus 2023 5:38 Wib
Mahathir Mohamad klarifikasi pernyataan soal klaim Kepulauan Riau dan Singapura
Jumat, 24 Juni 2022 6:17 Wib
Mahathir Mohamad puji kepemimpinan Presiden Joko Widodo
Jumat, 17 Juni 2022 18:05 Wib
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad kunjungi Kantor DPP NasDem di Jakarta
Jumat, 17 Juni 2022 13:33 Wib
Mahathir Mohamad sebut Najib Razak ingin kembali berkuasa
Minggu, 20 Februari 2022 14:09 Wib
Mahathir Mohamad tidak menggunakan uang crypto
Senin, 1 November 2021 15:11 Wib
Mahathir Mohamad kritik larangan ekspor listrik Malaysia ke Singapura
Rabu, 27 Oktober 2021 13:15 Wib
Mahathir Mohamad minta pembukaan sekolah di Malaysia ditunda
Senin, 23 Agustus 2021 10:06 Wib