Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mencatat bahwa hoaks atau berita bohong terkait vaksin COVID-19 menyulitkan pemerintah dan para tenaga kesehatan di wilayah pedesaan untuk melakukan vaksinasi.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Arman Bausat di Makassar, Jumat, mengatakan penerimaan masyarakat di wilayah pinggiran kurang responsif terhadap pelaksanaan vaksinasi, termasuk saat dijangkau lewat mobile vaksinasi.
"Kami yang mendatangi mereka melalui mobile vaksinasi tapi kembali tingkat penerimaan masyarakat dipengaruhi berbagai faktor, seperti hoaks vaksin yang sudah telanjur diterima warga pedesaan," katanya.
"Rata-rata yang belum divaksin adalah warga daerah pinggiran yang tingkat pengetahuannya masih sangat minim pada upaya pencegahan penyebaran virus corona ini," kata dr Arman.
Penyebaran hoaks terkait bahaya vaksinasi semakin diperparah dengan rendahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan terhadap manfaat vaksinasi.
Arman mengakui bahwa pelaksanaan vaksinasi di wilayah perkotaan, mulai dari ibukota provinsi, kabupaten hingga kecamatan tidak mengalami hambatan serius dalam mengajak warga setempat suntik vaksin COVID-19.
Berbeda dengan di pedesaan, sementara daerah pedesaan jauh lebih banyak daripada perkotaan. Sehingga saat ini, upaya meningkatkan cakupan vaksinasi dinilai sangat berat.
"Makanya sekarang perjuangan kita sangat berat, jangkauan berat, akses berat, keinginan dan kesadaran juga berat," ujar dr Arman.
Arman mengemukakan, pada kondisi seperti ini harus ada keterpaduan antara TNI, Polri dan Pemerintah Provinsi Sulsel. Tidak lagi mengejar target masing-masing sesuai target pemerintah pusat yakni 60 persen pemerintah provinsi, 20 persen TNI dan 20 persen Polri.
''Meski kelihatan menyatu tapi masing-masing ada target dan fokus kejar targetnya. Terkait ini, Kapolda Sulsel telah mengusulkan untuk menghentikan kuota target tersebut kepada Presiden saat menjemput Joko Widodo di Makassar," katanya menjelaskan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel Muhammadong menambahkan bahwa Sulsel telah melewati tahapan masyarakat yang sadar bahwa dirinya butuh vaksin.
Alhasil, banyak warga yang langsung mendatangi gerai vaksinasi dan Pemprov Sulsel bisa mencapai 40 persen dari 7 juta lebih target vaksinasi di Sulsel.
"Makanya kita bisa capai 40 persen sekrang. Tetapi saat ini kita berhadapan orng ragu-ragu. Mau jika didorong lewat beberapa langkah, dan memang informasi positif harus terus disampaikan," urainya.
Dinas Kesehatan Sulsel bersama pemerintah di 24 kabupaten/kota terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi, terkhusus hingga akhir tahun 2021 bisa mencapai 70 persen pada dosis 1 vaksin COVID-19.
Berita Terkait
Aktivis difabel: Pekerja difabel terus dibayangi PHK sepihak
Rabu, 1 Mei 2024 21:52 Wib
Kemenkumham Sulsel monitoring layanan pengaduan di Lapas Makassar
Rabu, 1 Mei 2024 20:35 Wib
Polda Sulsel tangkap oknum ASN Jeneponto diduga jual Sabu
Rabu, 1 Mei 2024 20:06 Wib
Pj Ketua PKK Sulsel serahkan sejumlah bantuan pada HUT ke-161 Jeneponto
Rabu, 1 Mei 2024 20:03 Wib
Perkemi Sulsel sarankan pengurangan atlet untuk PON XXI Aceh-Sumut
Rabu, 1 Mei 2024 19:10 Wib
Kejati Sulsel ajak santri Ponpres DDI Abrad Makassar jauhi narkoba
Rabu, 1 Mei 2024 19:09 Wib
KONI Sulsel berharap anggaran operasional untuk PON XXI segera cair
Rabu, 1 Mei 2024 18:50 Wib
Prevalensi stunting di Pinrang Sulsel turun 3,3 persen pada 2023
Rabu, 1 Mei 2024 17:51 Wib