Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut segmen angkola sesar Sumatra mampu melepaskan energi dan membangkitkan gempa hingga kekuatan magnitudo (M) 7,6.
"Kami mencatat segmen ini, atau segmen angkola ini, mampu melepaskan energi dan membangkitkan gempa hingga kekuatan 7,6," kata Dwikorita dalam konferensi pers diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Dwikorita mengatakan dari kejadian gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, berkekuatan magnitudo (M) 6,1 pada Jumat pagi, pihaknya menilai energi tersebut belum sepenuhnya terlepas. Sebab energi tertinggi yang dapat dilepaskan adalah gempa dengan kekuatan M 7,6.
Diketahui, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Artinya kita memang masih sepatutnya untuk waspada dengan cara mitigasi yang tepat, terutama penataan bangunan tahan gempa bumi," kata Dwikorita.
Ia menjelaskan gempa yang terjadi di Pasaman Barat merupakan tipe gempa yang diawali gempa pembuka atau foreshock, kemudian terjadi gempa utama atau mainshock. Kemudian baru diikuti serangkaian gempa susulan atau afterschock.
Dwikorita mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Berdasarkan pengalaman banyak terjadi korban bukan akibat tumpahnya itu, tetapi akibat dampak setelah gempa dimana banyak bangunan-bangunan yang rusak," kata dia.
Terutama juga, katanya, menghindari tebing-tebing atau lereng, karena gempa susulan berpotensi atau dapat mengakibatkan runtuhnya batuan yang mengakibatkan longsor. Selain itu masyarakat diminta memeriksa serta memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.