Makassar (ANTARA Sulsel) - Industri farmasi terbesar di kawasan timur Indonesia (KTI) akan dibangun di Kawasan Industri Makassar (KIMA) dengan menggunakan lahan seluas 20 hektare lebih.
"Pembangunan pabrik pembuatan obat-obatan kanker itu, telah dikerjasamakan dengan perusahaan PT. Kimia Farma," kata Direktur Utama PT. KIMA, Bachder Johan di Makassar, Sabtu.
Menurut dia, industri pembuatan obat-obatan kanker itu adalah pabrik kedua setelah pabrik farmasi yang tengah dibangun Perusda Sulsel, yang diprediksikan membutuhkan investasi sebesar Rp200 miliar dan pembangunan pabrik pembuatan obat-obtan itu telah bekerjasama dengan investor asal Swiss dan perusahaan milik BUMN.
"Pabrik yang akan menggunakan 16 jenis mesin pengolahan obat-obatan paten itu memang dibangun guna mendukung program kesehatan gratis di Sulsel," ujarnya.
Dia menjelaskan, pembangunan pabrik yang diperkirakan akan dimulai tahun ini merupakan industri farmasi terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Sebab, industri ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.800 orang.
"Pabriknya akan dibangun di sekitar lokasi pembangunan pabrik pertama yang terletak di KIMA 1 Makassar," ungkapnya.
Sementara itu, Perusahaan Daerah (Perusda) Sulsel juga tengah melakukan pembangunan fisik pabrik farmasi, khususnya obat generic yang telah dimulai awal 2009.
Menurut Direktur Utama Perusda Sulsel, Harris Haodi, pengoperasian pabrik farmasi yang dibangun Perusda milik Sulsel itu direncanakan mulai berproduksi Juli 2009.
Dia mengungkapkan, pembangunan fisik pabrik yang telah dilaksanakan awal tahun ini ditargetkan rampung akhir Mei 2009. Investasi pembangunan pabrik dilaporkan mencapai Rp10 miliar yang merupakan pembiayaan yang diperoleh dari pihak ketiga.
Sebelum pabrik ini dioperasikan, rencananya Perusda Sulsel akan bekerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar untuk melakukan uji coba pembuatan obat generik dan sejumlah persiapan lainnya seperti, pengurusan legalisasi hasil produksi dari Departemen Kesehatan RI.
Hasil produksi nantinya, ungkap Harris diserahkan ke Dinas Kesehatan untuk di distribusikan ke rumah sakit dan puskesmas di Sulsel.
Menurut dia, pabrik yang dibangun di gudang perusda ini diakui masih memiliki kapasitas produksi yang relatif kecil.
(T.PK-HK/F003)
i

