Presiden Jokowi ingin jadikan Indonesia pemain penting di industri mobil listrik
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menginginkan agar Indonesia menjadi pemain penting di industri mobil listrik global.
"Kita harus menjadi pemain penting dalam 'global supply chain' di industri mobil listrik," kata Presiden Joko Widodo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meresmikan pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang sekaligus peluncuran mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia yaitu Ioniq 5 buatan PT HMMI.
"Negara kita memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk mendukung pengembangan mobil listrik. Kita punya nikel, kita punya kobalt sebagai material penting untuk baterai lithium," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga menyebut bauksit yang dimiliki Indonesia juga bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel di mobil listrik.
"Hilirisasi bahan-bahan mentah mineral kita harus dilakukan agar nilai tambahnya meningkat dan memberikan nilai tambah yang optimal," tambah Presiden.
Namun untuk menjadi pemain kunci di industri kendaraan listrik, menurut Presiden Jokowi,perlu membangun ekosistem yang kuat.
"Tanpa ekosistem yang kuat di dalam negeri kita akan sulit bersaing dengan negara lain dalam membangun industri mobil listrik," tambah Presiden.
Presiden Jokowi menyebut tahun 2022 akan menjadi momen penting untuk pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik.
"Beberapa investor akan memulai konstruksi, siap mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan material lithium baterai dan pada 2024 mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di negara kita Indonesia," ungkap Presiden.
Pemerintah, kata Presiden Jokowi, juga akan terus mendorong peningkatan "local content" kendaraan listrik.
"Dengan memberikan insentif, memangkas berbagai hambatan regulasi sehingga industri hulu dari kendaraan listrik juga akan tumbuh, yang sekaligus menciptakan lapangan kerja dan melakukan substitusi impor," kata Presiden.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sendiri adalah bagian dari Hyundai Motor Company yang berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar 1,55 miliar dolar AS atau Rp22 triliun sampai 2030.
Di pabrik manufaktur seluas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektar) itu, Hyundai akan memasok produksinya ke berbagai kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina.
Produksi secara komersial pada akhir 2021, dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun atau maksimal 250.000 unit per tahun.
Hyundai berencana mengekspor 59.000 unit kendaraan Completely Knocked Down (CKD) per tahun, serta mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah.
Hyundai memperkirakan pabrik baru itu dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari 20 miliar dolar AS selama satu dekade pertama sejak pabrik ini didirikan dan akan membuka sekitar 23.000 lapangan pekerjaan.
"Kita harus menjadi pemain penting dalam 'global supply chain' di industri mobil listrik," kata Presiden Joko Widodo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meresmikan pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang sekaligus peluncuran mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia yaitu Ioniq 5 buatan PT HMMI.
"Negara kita memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk mendukung pengembangan mobil listrik. Kita punya nikel, kita punya kobalt sebagai material penting untuk baterai lithium," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga menyebut bauksit yang dimiliki Indonesia juga bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel di mobil listrik.
"Hilirisasi bahan-bahan mentah mineral kita harus dilakukan agar nilai tambahnya meningkat dan memberikan nilai tambah yang optimal," tambah Presiden.
Namun untuk menjadi pemain kunci di industri kendaraan listrik, menurut Presiden Jokowi,perlu membangun ekosistem yang kuat.
"Tanpa ekosistem yang kuat di dalam negeri kita akan sulit bersaing dengan negara lain dalam membangun industri mobil listrik," tambah Presiden.
Presiden Jokowi menyebut tahun 2022 akan menjadi momen penting untuk pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik.
"Beberapa investor akan memulai konstruksi, siap mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan material lithium baterai dan pada 2024 mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di negara kita Indonesia," ungkap Presiden.
Pemerintah, kata Presiden Jokowi, juga akan terus mendorong peningkatan "local content" kendaraan listrik.
"Dengan memberikan insentif, memangkas berbagai hambatan regulasi sehingga industri hulu dari kendaraan listrik juga akan tumbuh, yang sekaligus menciptakan lapangan kerja dan melakukan substitusi impor," kata Presiden.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sendiri adalah bagian dari Hyundai Motor Company yang berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar 1,55 miliar dolar AS atau Rp22 triliun sampai 2030.
Di pabrik manufaktur seluas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektar) itu, Hyundai akan memasok produksinya ke berbagai kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina.
Produksi secara komersial pada akhir 2021, dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun atau maksimal 250.000 unit per tahun.
Hyundai berencana mengekspor 59.000 unit kendaraan Completely Knocked Down (CKD) per tahun, serta mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah.
Hyundai memperkirakan pabrik baru itu dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari 20 miliar dolar AS selama satu dekade pertama sejak pabrik ini didirikan dan akan membuka sekitar 23.000 lapangan pekerjaan.