"Tahun ini kita telah dijanjikan oleh pemerintah AS untuk diberikan dana hibah hasil kerjasama antara Menteri Luar Negeri AS dan Bappenas dan kerjasama ini telah ditandatangani bantuan hibah pada 19 November 2011. Dananya belum turun sampai sekarang ini,"kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Kamis.
Karena itu kata dia, perjalanan ke AS selama sepuluh hari kedepan akan dimanfaatkan untuk bertemu langsung dengan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah AS untuk bantuan hibah tersebut.
"Setelah saya mempersentasekan kakao Indonesia di Washington yang akan datang maka kesempatan ini juga akan dimanfaatkan untuk bertemu lembaga pemberi hibah AS untuk Sulbar,"katanya.
Gubernur menyampaikan, seperti apa yang disampaikan pada awal tahun 2012 bahwa provinsi Sulbar dan Jambi akan menjadi provinsi percontohan pengelolaan hibah dari negara AS.
"Kesempatan bertemu langsung dengan lembaga pemberi hibah ini juga akan saya jelaskan terkait potensi pembangunan energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLYMH) di Sulbar,"kata dia.
Ia mengatakan, pemerintah AS akan melakukan monitoring bagaimana pemerintah Sulbar memanfaatkan dana hibah tersebut.
"Ini merupakan penghargaan besar karena Sulbar sebagai provinsi ke-33 atau yang termuda di Indonesia dijadikan daerah percontohan bersama dengan provinsi Jambi," ujar Gubernur.
Lebih istimewa lagi, kata gubernur, dari lima kabupaten di Sulbar diantaranya Kabupaten Mamuju, Majene, Polman, Mamasa dan Mamuju Utara, semuanya menjadi lokasi percontohan pegelolaan hibah bantuan AS tersebut.
"Daerah lain yang menerima hibah ternyata hanya dua kabupaten saja setiap provinsi. Ini kondisi berbeda di Sulbar karena semua kabupaten dijadikan percontohan," ungkapnya.
Ia mengatakan, Sulbar mendapatkan bantuan hibah AS kerjasama Bappenas ini setelah dilakukan diskusi selama tiga tahun terakhir melihat perkembangan pembangunan bidang ekonomi.
"Konsultan pemerintah AS melakukan pemantauan pembangunan ekonomi Sulbar dan potensi wilayah yang kita miliki sehingga bantuan itu diarahkan ke daerah kita," ucapnya.
Pertimbangan lain sehingga Sulbar jadi pilot project, kata dia, karena kesungguhan Pemprov Sulbar dalam memanfaatkan sumber daya alam terutama sumber energi terbarukan.
"Pusat dan pemerintah AS menilai Sulbar serius mengurusi energi terbarukan, bahkan kita telah sampai ke dataran negeri Cina untuk membangun kerjasama membangun PLTA Karama," katanya. (T.KR-ACO/M009)