Menghitung hari menuju HUT ke-79 RI di IKN Nusantara (1)
Jakarta (ANTARA) - Saat Presiden Joko Widodo mengatakan akan melaksanakan Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2024, artinya ada 541 hari sebelum kegiatan tersebut benar-benar terlaksana.
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut disampaikan pada Kamis (23/2), ketika mengunjungi sejumlah lokasi IKN yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur. Kunjungan itu dilakukan bersama dengan sekitar 38 orang wartawan yang sehari-hari bertugas di istana kepresidenan.
Upacara HUT ke-79 RI tersebut rencananya akan berlangsung di depan istana kepresidenan.
"Memang kita ada target 17 Agustus 2024 ada upacara bendera di Ibu Kota Nusantara," kata Presiden Jokowi, di lokasi perumahan menteri yang berada di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara.
KIPP sendiri menempati areal sekitar 900 hektare yang berada di sisi selatan IKN, dengan kontur tanah berbukit-bukit.
Di area KIPP, rencananya akan dibangun Istana Presiden, Istana Wakil Presiden, beberapa kantor kementerian, lembaga tinggi negara, berbagai plasa, seperti Plasa Kebangsaan, fasilitas TNI/Polri, perumahan dan apartemen, hingga fasilitas esensial penunjang lain, seperti pendidikan, kesehatan, kebutuhan sehari-hari dan tempat hiburan.
Menyebarkan optimisme
Presiden Jokowi sendiri mengakui bahwa kunjungannya ke IKN tersebut ingin menyebarkan optimisme mengenai keberlanjutan IKN.
Jokowi hanya ingin menyampaikan pesan optimistis bahwa IKN ini sudah dimulai pembangunannya, baik infrastruktur, kantor, dan rumah para menteri.
Di wilayah KIPP memang tampak laju pembangunan terus bergerak, truk-truk besar hilir-mudik, eskavator-eskavator bekerja bergantian untuk meratakan tanah, hingga para surveyor yang sedang mengukur konstruksi.
Apa yang disampaikan oleh Presiden itu rupanya untuk menepis keraguan sejumlah pihak, dengan menunjukkan pergerakan pekerja dan alat-alatnya. Hanya saja, menurut Jokowi, IKN ini memang bukan proyek 2-5 tahun, melainkan bisa 10-15 tahun, sama seperti kota-kota di negara lain yang pindah juga memerlukan waktu yang tidak singkat.
Ada tiga lokasi di KIPP yang dikunjungi Presiden Jokowi pada Kamis (23/2) itu, yaitu kawasan perumahan menteri, kawasan hunian pekerja konstruksi dan kawasan istana kepresidenan. Presiden Jokowi juga sempat meninjau Pusat Persemaian Mentawir yang masih berlokasi dalam satu kabupaten, namun berjarak sekitar 40 kilometer dari KIPP.
Di kawasan perumahan menteri, rencananya akan berdiri 36 rumah menteri yang ditargetkan selesai pada Juni 2024.
Diakui bahwa persentase penyelesaian pengerjaan proyek itu kini baru mencapai 14 persen. Meskipun demikian tidak ada kendala berarti dalam prosesn pembangunan itu. Semua pengerjaan berjalan sesuai rencana.
Sementara untuk perumahan untuk kepala lembaga lain, dibangun juga apartemen, yang akan dimulai pada Juni 2023.
Di kawasan hunian pekerja konstruksi, Presiden Jokowi sempat makan siang bersama dengan para pekerja di kantin pekerja.
"Sudah makan? Silakan dimulai," ucap Presiden.
"Iya pak, terima kasih Pak Jokowi," jawab para pekerja, serentak.
Salah satu pekerja yang bisa makan dalam satu meja dengan Presiden adalah Ahmad Firman. Firman menyebut awalnya ia tidak termasuk dalam daftar pekerja proyek yang ikut serta, namun begitu ada kesempatan ia langsung mendaftarkan diri.
Menurut Firman, Presiden sempat bertanya terkait aktivitasnya selama empat bulan berada di proyek pembangunan IKN. Ia juga bercerita terkait sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di proyek pembangunan IKN. Presiden juga bertanya-tanya masalah apa saja terkait sarana dan prasarana, termasuk ditanyakan juga mengenai manfaat dari kartu multifungsi BNI.
Tidak hanya itu, Presiden juga sempat memberikan pertanyaan terkait nama putra-putrinya. Firman pun berhasil menjawab dan mendapatkan hadiah berupa sepeda yang akan digunakannya untuk bekerja sekaligus berolahraga.
Sampai saat ini setidaknya sudah ada 7.800 orang pekerja berada di kawasan IKN, dan dari penduduk lokal ada sekitar 34 persen dari jumlah tersebut.
Salah satu pekerja yang berasal dari penduduk lokal adalah Mohammad Renaldi (26 tahun). Ia sudah bekerja 6 bulan di IKN. Salah satu pekerjaannya adalah mendirikan kawasan hunian pekerja konstruksi.
Renaldi adalah pekerjaan harian. Awalnya dibayar Rp130 ribu per hari, namun saat ini sudah naik menjadi Rp150 ribu per hari. Pendapatan itu dirasakan sangat membantu memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya.
Saat ditemui Antara, Renaldi mengaku sejumlah temannya yang pulang kampung mengalami keterlambatan pembayaran, bahkan hingga 3 bulan belum dibayar, secara keseluruhan. Meskipun demikian, ia dan teman-temannya mengaku senang bekerja di lokasi itu.
Kawasan perumahan pekerja konstruksi tersebut sendiri adalah berbentuk flat 4 tingkat, dengan teknologi rumah modular atau prefabrikasi yang pembangunannya dimulai November 2022 tergolong cepat karena menggunakan modul hasil fabrikasi. Bangunan itu hanya tinggal dirakit, setelah itu modul dibawa ke lokasi.
Setelah melihat landskap dan berbicara langsung dengan perancang serta pelaksana pembangunan istana kepresidenan di IKN, Presiden pun menegaskan optimismenya bahwa Upacara HUT ke-79 RI dapat berlangsung di IKN.
Presiden menyampaikan rasa bangganya karena dari pembuatan hingga pembangunan, semuanya dikerjakan oleh putra putri bangsa terbaik Indonesia.
Setelah istana kepresidenan selesai, Presiden menyebut istana tersebut nantinya akan langsung ditempati.
"Selesai kok gak ditempati? Selesai ditempati. Setiap kementerian juga, meskipun tidak semua staf itu dibawa, supaya ada keramaian di sini," kata Presiden.
Dengan adanya keramaian, diharapkan fasilitas-fasilitas lain akan mulai berdiri, seperti restoran, sarana pendidikan, rumah sakit, fasilitas hiburan dan lain-lain. Kondisi itu pun nantinya dapat menarik investor lokal maupun asing.
Pembangunan kawasan itu menyuguhkan suasana menarik dan berbeda dengan lokasi lain. Lokasi IKN menawarkan suasana. Kawasan inti adalah kawasan pemerintahan, tapi di luar itu ada yang berbeda. Perbedaan suasana itu yang akan dijual oleh pemerintah, yakni pengalaman dan suasana.
Terkait adanya warga yang kecewa dengan harga pembebasan lahan di IKN, Presiden Jokowi pun menyebut telah memerintahkan Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono agar jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan.
Ada beberapa opsi dari pemrintah, baik ganti untung atau juga relokasi diberikan lahan yang lain, sehingga pada akhirnya masyarakat tidak merasa dirugikan.
Menurut Bambang, Otorita IKN telah membentuk tim terpadu, yang terdiri dari Kementerian ATR/BPN, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), hingga penilai independen untuk menyelesaikan persoalan ganti rugi.
Badan otorita berusaha agar tidak ada yang dirugikan, namun semuanya diselesaikan kasus per kasus oleh tim terpadu dari ATR/BPN. Dengan cara itu, banyak yang sudah bisa diseleasaikan, termasuk yang sebelumnya sempat ditunda-tunda.
Terkait keluhan warga. tim badan otorita sudah mendengarkan aspirasi warga dan sudah dibicarakan bersama. Dengan cara itu, maka tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menghitung hari menuju HUT RI di Ibu Kota Nusantara (1)
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut disampaikan pada Kamis (23/2), ketika mengunjungi sejumlah lokasi IKN yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur. Kunjungan itu dilakukan bersama dengan sekitar 38 orang wartawan yang sehari-hari bertugas di istana kepresidenan.
Upacara HUT ke-79 RI tersebut rencananya akan berlangsung di depan istana kepresidenan.
"Memang kita ada target 17 Agustus 2024 ada upacara bendera di Ibu Kota Nusantara," kata Presiden Jokowi, di lokasi perumahan menteri yang berada di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara.
KIPP sendiri menempati areal sekitar 900 hektare yang berada di sisi selatan IKN, dengan kontur tanah berbukit-bukit.
Di area KIPP, rencananya akan dibangun Istana Presiden, Istana Wakil Presiden, beberapa kantor kementerian, lembaga tinggi negara, berbagai plasa, seperti Plasa Kebangsaan, fasilitas TNI/Polri, perumahan dan apartemen, hingga fasilitas esensial penunjang lain, seperti pendidikan, kesehatan, kebutuhan sehari-hari dan tempat hiburan.
Menyebarkan optimisme
Presiden Jokowi sendiri mengakui bahwa kunjungannya ke IKN tersebut ingin menyebarkan optimisme mengenai keberlanjutan IKN.
Jokowi hanya ingin menyampaikan pesan optimistis bahwa IKN ini sudah dimulai pembangunannya, baik infrastruktur, kantor, dan rumah para menteri.
Di wilayah KIPP memang tampak laju pembangunan terus bergerak, truk-truk besar hilir-mudik, eskavator-eskavator bekerja bergantian untuk meratakan tanah, hingga para surveyor yang sedang mengukur konstruksi.
Apa yang disampaikan oleh Presiden itu rupanya untuk menepis keraguan sejumlah pihak, dengan menunjukkan pergerakan pekerja dan alat-alatnya. Hanya saja, menurut Jokowi, IKN ini memang bukan proyek 2-5 tahun, melainkan bisa 10-15 tahun, sama seperti kota-kota di negara lain yang pindah juga memerlukan waktu yang tidak singkat.
Ada tiga lokasi di KIPP yang dikunjungi Presiden Jokowi pada Kamis (23/2) itu, yaitu kawasan perumahan menteri, kawasan hunian pekerja konstruksi dan kawasan istana kepresidenan. Presiden Jokowi juga sempat meninjau Pusat Persemaian Mentawir yang masih berlokasi dalam satu kabupaten, namun berjarak sekitar 40 kilometer dari KIPP.
Di kawasan perumahan menteri, rencananya akan berdiri 36 rumah menteri yang ditargetkan selesai pada Juni 2024.
Diakui bahwa persentase penyelesaian pengerjaan proyek itu kini baru mencapai 14 persen. Meskipun demikian tidak ada kendala berarti dalam prosesn pembangunan itu. Semua pengerjaan berjalan sesuai rencana.
Sementara untuk perumahan untuk kepala lembaga lain, dibangun juga apartemen, yang akan dimulai pada Juni 2023.
Di kawasan hunian pekerja konstruksi, Presiden Jokowi sempat makan siang bersama dengan para pekerja di kantin pekerja.
"Sudah makan? Silakan dimulai," ucap Presiden.
"Iya pak, terima kasih Pak Jokowi," jawab para pekerja, serentak.
Salah satu pekerja yang bisa makan dalam satu meja dengan Presiden adalah Ahmad Firman. Firman menyebut awalnya ia tidak termasuk dalam daftar pekerja proyek yang ikut serta, namun begitu ada kesempatan ia langsung mendaftarkan diri.
Menurut Firman, Presiden sempat bertanya terkait aktivitasnya selama empat bulan berada di proyek pembangunan IKN. Ia juga bercerita terkait sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di proyek pembangunan IKN. Presiden juga bertanya-tanya masalah apa saja terkait sarana dan prasarana, termasuk ditanyakan juga mengenai manfaat dari kartu multifungsi BNI.
Tidak hanya itu, Presiden juga sempat memberikan pertanyaan terkait nama putra-putrinya. Firman pun berhasil menjawab dan mendapatkan hadiah berupa sepeda yang akan digunakannya untuk bekerja sekaligus berolahraga.
Sampai saat ini setidaknya sudah ada 7.800 orang pekerja berada di kawasan IKN, dan dari penduduk lokal ada sekitar 34 persen dari jumlah tersebut.
Salah satu pekerja yang berasal dari penduduk lokal adalah Mohammad Renaldi (26 tahun). Ia sudah bekerja 6 bulan di IKN. Salah satu pekerjaannya adalah mendirikan kawasan hunian pekerja konstruksi.
Renaldi adalah pekerjaan harian. Awalnya dibayar Rp130 ribu per hari, namun saat ini sudah naik menjadi Rp150 ribu per hari. Pendapatan itu dirasakan sangat membantu memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya.
Saat ditemui Antara, Renaldi mengaku sejumlah temannya yang pulang kampung mengalami keterlambatan pembayaran, bahkan hingga 3 bulan belum dibayar, secara keseluruhan. Meskipun demikian, ia dan teman-temannya mengaku senang bekerja di lokasi itu.
Kawasan perumahan pekerja konstruksi tersebut sendiri adalah berbentuk flat 4 tingkat, dengan teknologi rumah modular atau prefabrikasi yang pembangunannya dimulai November 2022 tergolong cepat karena menggunakan modul hasil fabrikasi. Bangunan itu hanya tinggal dirakit, setelah itu modul dibawa ke lokasi.
Setelah melihat landskap dan berbicara langsung dengan perancang serta pelaksana pembangunan istana kepresidenan di IKN, Presiden pun menegaskan optimismenya bahwa Upacara HUT ke-79 RI dapat berlangsung di IKN.
Presiden menyampaikan rasa bangganya karena dari pembuatan hingga pembangunan, semuanya dikerjakan oleh putra putri bangsa terbaik Indonesia.
Setelah istana kepresidenan selesai, Presiden menyebut istana tersebut nantinya akan langsung ditempati.
"Selesai kok gak ditempati? Selesai ditempati. Setiap kementerian juga, meskipun tidak semua staf itu dibawa, supaya ada keramaian di sini," kata Presiden.
Dengan adanya keramaian, diharapkan fasilitas-fasilitas lain akan mulai berdiri, seperti restoran, sarana pendidikan, rumah sakit, fasilitas hiburan dan lain-lain. Kondisi itu pun nantinya dapat menarik investor lokal maupun asing.
Pembangunan kawasan itu menyuguhkan suasana menarik dan berbeda dengan lokasi lain. Lokasi IKN menawarkan suasana. Kawasan inti adalah kawasan pemerintahan, tapi di luar itu ada yang berbeda. Perbedaan suasana itu yang akan dijual oleh pemerintah, yakni pengalaman dan suasana.
Terkait adanya warga yang kecewa dengan harga pembebasan lahan di IKN, Presiden Jokowi pun menyebut telah memerintahkan Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono agar jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan.
Ada beberapa opsi dari pemrintah, baik ganti untung atau juga relokasi diberikan lahan yang lain, sehingga pada akhirnya masyarakat tidak merasa dirugikan.
Menurut Bambang, Otorita IKN telah membentuk tim terpadu, yang terdiri dari Kementerian ATR/BPN, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), hingga penilai independen untuk menyelesaikan persoalan ganti rugi.
Badan otorita berusaha agar tidak ada yang dirugikan, namun semuanya diselesaikan kasus per kasus oleh tim terpadu dari ATR/BPN. Dengan cara itu, banyak yang sudah bisa diseleasaikan, termasuk yang sebelumnya sempat ditunda-tunda.
Terkait keluhan warga. tim badan otorita sudah mendengarkan aspirasi warga dan sudah dibicarakan bersama. Dengan cara itu, maka tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menghitung hari menuju HUT RI di Ibu Kota Nusantara (1)