Makassar (ANTARA Sulsel) - Sedikitnya 30 grup dancer yang didominasi anak muda berkompetesi meraih simpati juri dalam acara MintZ Nge-Dance Gokilz Competition (MDCG) 2 di anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu malam.
Sejumlah grup dancer atau penari dengan iringan musik ini menujukkan kebolehannya di atas panggung disaksikan juri. Beberapa dancer di antaranya yang berasal dari luar Kota Makassar cukup berambisi menjadi juara dengan menampilkan keunikan tarian mereka.
"Kegiatan ini dilakukan sebagai wadah untuk menstimulasi kreativitas dan sebagai bentuk kepedulian kami di masyarakat. Makassar kota ke empat dari lima kota yang sebelumnya telah digelar acara serupa, yakni Yogyakarta, Malang, Denpasar dan Pelembang," kata Head of Corporate and Marketing Communication OT Grup, Yuna Eka Kristina.
Ia menyebutkan, di Kota Makassar diyakini anak mudanya banyak yang punya bakat terpendam yang perlu diasah lebih baik, sehingga talenta yang terpendam akan dapat ditampilkan di kancah nasional dan internasional.
"Ada tiga grup dancer akan dipertandingkan kembali pada grand final di Kota Yogyakarta. Awal kompetisi dimulai di Kota Yogyakarta, kemudian Malang, Denpasar dan Makassar, kota terakhir yakni Palembang. Yogyakarta dipilih menjadi tempat untuk dilaksanakannya Grand Final MDCG 2 dan peserta akan memperebutkan hadiah uang tunai sebesar Rp50 juta," tambahnya.
Pihak penyelanggara MDCG 1 sebelumnya juga menyelenggarkan kegiatan tersebut di 5 kota yakni Bandung, Surabaya, Jakarta, Medan dan Manado. MintZ menemukan banyak sekali bakat-bakat anak muda yang `out of the box`, terutama dalam dance group.
"Beragam style dance yang `out of the box` dan belum pernah ada, kami temukan pada penyelenggaraan MintZ nge-Danze Gokilz Competition 1. Ternyata yang mereka perlukan adalah stimulus dan wadah untuk memfasilitasi bakat-bakat unik mereka," tuturnya.
Hasil dari penyelenggaraan pertama, kata Yuna, keunikan tarian ciptaan Funky Papua keluar sebagai pemenang MDGC 1 yang mengolaborasikan unsur - unsur budaya Indonesia dengan tarian modern yang dikemas secara menarik dan unik.
Hal inilah yang coba diadaptasi MintZ, lanjutnya, konsumen kebanyakan adalah anak muda. "berdasarkan pemahaman kami atas kebutuhan mereka, MDCG ini diciptakan dengan kriteria yang juga tidak biasanya," ujarnya.
Yuna menjelaskan, dance competition pada umumnya memiliki kategori penilaian yang meliput kreativitas gerakan, kekompakan grup, ekspresi serta keselarasan dengan ritme musik.
"MDCG ini menantang anak muda untuk lebih kreatif lagi dengan memberikan kategori penilaian tambahan, yaitu kategori tarian tergokilZ yang belum pernah ada, dan menamakannya seunik mungkin," tambahnya.
Beberapa peserta yang tampil pun mengatakan, kompetisi ini cukup menguras tenaga mereka. Namun itu tidak menjadi soal bahkan mereka memberikan apresiasi tinggi kepada penyelenggara. "Meskipun kami dikritik, tapi kami yakin bisa meraih simpati juri," ujar perwakilan grup dancer Blue usai penampilannya. T Susilo
Berita Terkait
Lomba perahu hias-foto meriahkan peluncuran Garuda di Lautku
Jumat, 17 Januari 2020 13:43 Wib
Kerusuhan hingga peternakan lebah, film Internasional di Oscar pada 2020
Selasa, 14 Januari 2020 8:50 Wib
"Art Bali 2019" mediator publik dengan seni
Jumat, 10 Januari 2020 19:08 Wib
"Parasite, Film Terbaik di anugerah AACTA International Awards 2020
Sabtu, 4 Januari 2020 14:28 Wib
ACT Sulsel mengedukasi anak-anak lewat lomba mewarnai
Minggu, 29 Desember 2019 18:34 Wib
Deretan film nasional yang melanglang buana di tahun 2019
Sabtu, 21 Desember 2019 14:23 Wib
Unismuh dan Litbang Kemenag luncurkan buku cerita berbahasa Bugis-Makassar
Selasa, 17 Desember 2019 14:01 Wib
Disbud Gianyar gelar parade dalang cilik wayang parwa
Senin, 16 Desember 2019 21:30 Wib