Makassar (ANTARA) - Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI) Prof dr Budu PhD SpMM(K) MMed Ed, paparkan masalah katarak pada pertemuan Ahli Kesehatan Mata se-Asia.
Budu dalam keterangannya di Makassar, Rabu, menjelaskan masalah gangguan penglihatan, khususnya katarak dan gangguan kornea merupakan kepedulian global dewasa ini.
Ajang bertajuk The 9th Biennial Scientific Meeting of Asia Cornea Society digelar di Pullman Central Park Jakarta, 26-28 September diikuti 1.500 peserta dari berbagai negara.
Ia menjelaskan, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Gangguan katarak diperkirakan telah mendera lebih 100 juta penduduk dunia, dimana 17 juta di antaranya telah mengalami kebutaan.
Menurut Laporan Badan Kesehatan Dunia, sekitar 2,2 miliar penduduk dunia mengalami masalah penglihatan hingga kebutaan, dimana dengan penanganan yang tepat, sekitar 1 miliar di antaranya sebenarnya dapat ditangani dan dicegah.
"Sebagian besar dari kasus-kasus kesehatan mata dialami oleh penduduk yang tinggal di negara-negara berpendapatan rendah, khususnya di daerah pedesaan,” kata Prof Budu.
Menurut data PERDAMI, lanjut Budu, kasus gangguan penglihatan dialami oleh sekitar 8 juta penduduk Indonesia, dan 1,6 juta di antaranya hingga ke tahap kebutaan. Sekitar 81,2 persen atau 1,3 juta kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak.
Selain itu, juga terdapat kasus-kasus gangguan penglihatan seperti myopia, hyoperopia, dan astigmatism.
Dalam menghadapi situasi ini, kata dia, adalah penting bagi dokter spesialis mata, termasuk para residen dan praktisi kesehatan mata, untuk memiliki pemahaman mendalam dan keahlian yang memadai dalam penanganan gangguan kesehatan mata.
Melalui pertemuan ini kita akan saling berbagi tentang metode-metode baru, teknik inovatif, dan perkembangan terkini dalam bidang katarak, penyakit kornea, dan bedah refraktif,” paparnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PERDAMI bahas katarak di pertemuan Ahli Kesehatan Mata Asia