Makassar (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Universitas Hasanuddin siap berkolaborasi dalam pengembangan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan.
Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa MSc di Makassar, Senin, mengatakan bahan baku yang umumnya diimpor dari luar tentu saja menguras anggaran negara yang tidak sedikit.
Padahal, kata dia, justru tidak sedikit potensi obat lokal dari daerah itu yang bisa dikembangkan termasuk di antaranya ramuan asli dari Sulsel seperti obat vitalitas Sanrego.
"Mudah-mudahan dengan kolaborasi Unhas dan BPOM maka semakin banyak obat yang bisa diproduksi. Sudah waktunya kita memiliki obat yang dihasilkan dari Unhas," katanya saat sambutan di kuliah Umum bertem 'Riset Inovasi Menuju World Class University' di Aula Prof Baharddin Lopa Fakultas Hukum Unhas.
Ia berharap Unhas bisa diberikan kesempatan dan juga difasilitasi agar inovasi ataupun riset-riset dari mahasiswa dan dosen bisa mendapatkan perhatian.
"Jadi saya harapkan rencana kolaborasi dalam pengembangan penelitian dengan BPOM bisa langsung dieksekusi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar, dalam kuliah umumnya mengatakan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan 185 perguruan tinggi di Indonesia, termasuk diantaranya Unhas.
Adapun bentuk kolaborasi dengan fasilitasi standarisasi produk inovasi pangan dari perguruan tinggi ataupun peneliti lembaga riset.Termasuk memberikan pendampingan penelitian bahan obat alam.
BPOM, lanjut dia, juga telah memfasilitasi kampus dengan dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk implementasi dari misi Badan POM yang selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOM-Unhas berkolaborasi pengembangan obat-obatan