Manado (ANTARA Sulsel) - Gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai akan mampu membawa kehidupan politik bangsa Indonesia menjadi semakin kondusif.
Pengamat, Antropologi Politik dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Mahyudin Damis mengatakan di Manado, Senin mengatakan, gaya komunikasi politik Jokowi berhasil melunakkan para elit politik dari kalangan koalisi Merah Putih (KMP).
"Itu, pertanda bahwa Presiden Ketujuh itu memiliki gaya kepemimpinan tersendiri dalam melakukan tebosoan politik," katanya.
Menurut dia, gaya kepemimpinan seperti itu sangat dibutuhkan bangsa saat ini, setelah masyarakat terbelah dalam Pilpres beberapa waktu lalu .
Jokowi menyadari betul bahwa pentingnya kebersamaan dari para elit politik dan berbagai elemen bangsa dalam mengatasi permasalahan politik, hukum, HAM dan lainnya yang begitu kompleks sedang dihadapi Indonesia.
Selain itu, Jokowi sadar bahwa kemenangannya pada Pilpres 2014 adalah kemenangan rakyat Indonesia. Bukan hanya kemenangan Koalisi Indonesia Hebat di eksekutif dan bukan pula Koalisi Merah Putih dalam legislatif.
Komunikasi politik itu juga menegaskan bahwa Jokowi tidak berada dibawah bayang-bayang Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, sebagaimana dituduhkan sebagian publik selama masa kampanye dan bahkan hingga saat ini.
"Pastilah ibu Megawati sadar betul bahwa pemerintahan Jokowi ke depan akan mampu membawa bangsa ini semakin maju dan rakyat Indonesia terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan mendapat pelayanan kesehatan dengan memadai," kata Mahyudin Damis. Subagyo
Berita Terkait
KLHK-Unsrat tandatangani kerja sama penguatan riset Taman Nasional Bunaken
Jumat, 28 Juni 2019 22:30 Wib
Unsrat Siap Dampingi Penanaman Jagung Di Sulut
Selasa, 21 Maret 2017 14:48 Wib
Pengamat : Pemerintah Perlu Bentuk Lembaga Inovasi Daerah
Rabu, 11 Januari 2017 15:22 Wib
Pakar : Wali Kota harus ubah gaya kepemimpinan
Senin, 9 Mei 2016 20:39 Wib
Pengamat : Pemerintah perlu belajar kejadian banjir Manado
Kamis, 21 Januari 2016 14:56 Wib
Mempertahankan BI-Rate tinggi kontra produktif saat resesi
Jumat, 17 Juli 2015 19:09 Wib
Program sejuta rumah harus memikirkan sisi permintaan
Jumat, 22 Mei 2015 13:29 Wib
Pengamat : Investasi tanpa kajian justru rugikan daerah
Senin, 27 April 2015 15:30 Wib