Sidrap, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Upacara adat pernikahan masyarakat Tolotang di Kabupaten Sidrap yang masih terpelihara hingga saat ini, menjadi potensi pariwisata di Sulawesi Selatan.
"Prosesi pernikahan adat Tolotang masih kami pelihara dan jaga turun-temurun, karena ini adalah warisan para leluhur," kata salah seorang pemangku adat Tolotang Wa Eja di Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap, Sulsel, Rabu.
Pesta adat yang diawali dengan malam `mappacci` (pacar), dihadiri para pemangku adat, keluarga, kerabat dan undangan kehormatan.
Selanjutnya pada keesokan harinya, pemangku adat dan warga Tolotang dari Kabupaten Sidrap maupun luar Sulawesi hadir untuk menyaksikan prosesi pernikahan anak dari pemangku adat Wa Eja.
Untuk menampung ribuan orang duduk yang duduk bersama di atas rumah panggung yang berornamen Bugis, lego-lego (teras) rumah adat diperluas dan ditambah yang dikenal dengan istilah `sarapo`.
Sementara yang menjadi ciri khas prosesi pernikahan masyarakat adat Tolotang adalah semua yang hadir duduk bersila di lantai papan rumah panggung itu. Khusus pemangku adat atau tamu kehormatan akan duduk di atas tikar daun lontar yang telah disiapkan tuan rumah.
"Ini memberikan pemaknaan bahwa kebersamaan dan kesetaraan pada masyarakat kami itu masih dijunjung tinggi," ujar pemangku adat yang tertua Wa Launga.
Tak heran jika tidak ditemukan kursi satupun di rumah pengantin, yang ada hanya tempat pelaminan yang merupakan tempat tidur yang penuh dengan dekorasi yang terbilang "wah" yang menjadi tempat duduk pengantin.
Tampak hadir pada pernikahan adat itu adalah anggota DPR RI Markus Nari yang berasal dari Sulsel, selain itu juga hadir pejabat Muspida Sidrap dan daerah sekitarnya.
Prosesi adat pernikahan masyarakat adat Tolotang ini hanya salah satu bagian dari sejumlah adat budaya yang masih tetap dipertahankan ditengah perkembangan arus modernisasi.