Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Wali Kota Makassar Dr Syamsu Rizal meminta kepada DPR-RI agar lebih aktif memperjuangkan masalah penanganan HIV/AIDS di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Makassar.
"Masalah HIV/AIDS ini memang perlu ditangani dengan melibatkan semua pihak tidak bisa hanya satu lembaga saja dan melalui tingkat pusat seperti DPR bisa lebih mendorong percepatannya," ujarnya di Makassar, Rabu.
Syamsu Rizal dalam rapat koordinasi lintas sektoral penanggulangan Aids di Makassar itu meminta kepada semua lembaga untuk bisa lebih bersinergi dan menyatukan data-data tentang penderita dan yang tertangani.
Ia menyebutkan jika sampai saat ini, sebanyak 5.476 warga Makassar positif terindikasi HIV/AIDS. Angka ini pun dinilainya relatif masih kecil, mengingat hanya sebagian kecil warga yang berani melakukan pemeriksaan darah.
"Ini berdasarkan data yang kita terima dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Makassar datanya ada sekitar 5.476 orang. Bisa saja data ini berbeda dengan lembaga lainnya," katanya.
Olehnya itu, dia berharap dukungan dari DPR RI untuk memperjuangkan masalah HIV/AIDS ini agar dapat tertangani dengan maksimal sehingga penyebarannya tidak masif.
"Ini harus diperjuangkan, termasuk melalui DPR RI agar pemerintah pusat bisa lebih optimal melakukan penanganan, kalau tidak tertangani dengan baik, bisa bahaya ini," jelasnya.
Deng Ical sapaan akrab Wawali Makassar meyakini bahwa sebesar apapun tantangan dan persoalan jika dikerjakan dan dihadapi secara bekerjasama akan mendapat hasil maksimal.
"Kalau semua pihak bekerjasama dengan baik, toh datanya bisa disinkronkan untuk dikelola. Data yang akurat bisa lebih mudah ditangani daripada data yang beda," jelasnya.
Selain itu, Deng Ical juga mengebutkan bahwa HIV/AIDS dan narkoba seperti fenomena gunung es yang terlihat mungkin tidak seberapa namun didalamnya begitu besar, sehingga dibutuhkan tindakan dan gerakan massif.
Olehnya peran keluarga juga sangat penting dalam pencegahan secara dini karena pendekatan ikatan emosional dapat merubah pola pikir seorang korban.
Sementara itu, data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel untuk kasus HIV dan AIDS sampai pada Juli 2015 tercatat mencapai 10.317 orang dengan rincian HIV 6.442 orang dan AIDS 3.875 orang.
Jenis kelamin lebih banyak laki-laki sebanyak 6.748 orang atau 65 persen, perempuan 3.281 orang atau 31,8 persen, tidak diketahui diperkirakan trans gender 288 orang atau 2,8 persen. Umumnya usia produktif yang berumur 25-49 tahun 84,17 persen dan berumur 15-24 tahun 30,62 persen.
Penularan virus HIV dari faktor resiko, yang tinggi lain lain sebanyak 65 persen di dalamnya ada Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 30 persen, Heteroseksual 21 persen, Homoseksual 11 persen, Penasun 2,3 persen dan Trans Perinatal 0,5 persen.
Sementara itu berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel tercacat ada 128 ribu orang pengguna dan pengedar serta bandar narkoba.
Sedangkan data Polda Sulsel untuk tindakpidana Narkotika di Sulsel pada 2014 mencapai 2.385 orang kemudian tahanan sampai 2014 sebanyak 4.530 orang. Pengguna sebanyak 3.029 orang dan pengedar serta bandar sebanyak 1.501 orang.
Berita Terkait
Dewas KPK menunda sidang etik Nurul Ghufron hingga 20 Mei 2024
Sabtu, 18 Mei 2024 10:05 Wib
Thailand Open 2024 - Dua wakil Indonesia siap berlaga di semifinal
Sabtu, 18 Mei 2024 6:33 Wib
Thailand Open 2024 - The Daddies terhenti di 16 besar disingkirkan wakil Taiwan
Kamis, 16 Mei 2024 21:20 Wib
Thailand Open 2024 - Gregoria ke perempat final singkirkan wakil tuan rumah
Kamis, 16 Mei 2024 13:57 Wib
Thailand Open 2024 - Ester terhenti di babak 32 besar kalah dari wakil India
Rabu, 15 Mei 2024 14:07 Wib
BK DPRD Sulsel mendalami dugaan suap seleksi KPID-KI
Senin, 6 Mei 2024 20:03 Wib
Mendagri melantik Suhajar Diantoro sebagai Wakil Rektor IPDN
Selasa, 30 April 2024 15:53 Wib
Jokowi memperkenalkan Prabowo pada pemimpin baru Singapura
Senin, 29 April 2024 18:41 Wib