Makassar (ANTARA Sulsel) - Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengingatkan ratusan nelayan agar tidak merusak coral dan biota lautnya dalam mencari ikan.
"Kita menginginkan agar anak cucu kita juga bisa menikmati hasil kekayaan alam kita, ikan yang melimpah dan tentunya terumbu karang bawah laut," ujar Kepala DKP3 Makassar Abdul Rahman Bando dihadapan 500 nelayan di salah satu hotel di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan, kerusakan terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan seperti kompresor dan pengeboman ikan dengan amonium nitrate sudah sangat parah.
Kerusakan biota laut berdasarkan data dari Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Hasanuddin menyebutkan kondisi terumbu karang hidup di tiga pulau di wilayah Kota Makassar hampir buruk. Ketiga pulau itu adalah Pulau Barrang Lompo, Barrang Caddi dan Samalona.
Rahman mengaku data yang didapatkannya itu pada 2012 di Pulau Barrang Caddi tutupan karang hidup mencapai 56 persen, 2013 naik menjadi 67 persen kemudian pada 2014 turun 47 persen hingga 2015 berada diangka 33 persen.
Selanjutnya di Pulau Barrang Lompo kondisi tutupan karang hidup pada 2012 mencapai 62 persen, lalu turun 50 persen di 2013, terus turun pada 34 persen di 2014 hingga 2015 mencapai 29 persen.
Dan di Pulau Samalona pada 2012 tutupan karang hidup mencapai 57 persen, 2013 turun 56 persen, selanjutnya 2014 turun lagi menjadi 49 persen hingga 2015 kembali turun diangka 35 persen.
"Untuk 2012 sampai 2013 kondisi terumbu karang pada kategori baik, namun pada 2013 hanya Pulau Barang Lompo pada kondisi baik. Sedangkan 2014-2015 terumbu karang ditiga pulau tersebut kurang baik," paparnya.
Karenanya, ia berharap kepada para nelayan atau warga pesisir lainnya bisa memahami tingkat kerusakan terumbu karang yang mengancam keberlangsungan semua jenis ikan di laut.
Selain mensosialisasikan tentang bahaya penggunaan bom, kompresor dan bubuk amonium nitrat itu, ia juga menyampaikan tentang bagaimana melestarikan lingkungan dengan metode budi daya.
Karena jika nelayan memiliki pemahaman tentang bagaimana menangkap ikan sambil melakukan budi daya, keberlangsungan sumber daya alam akan tetap melimpah.
"Salah satu cara pembudidayaan yakni dengan tidak menangkap yang belum layak. Kita mengkombinasikan yakni menangkap dan membudidayakan. Kalau dia dapatkan ikan yang kecil silakan budidayakan dulu di keramba-keramba nanti pada ukuran memungkinkan baru diambil," lanjutnya.
Berita Terkait
Ketua DPRD Sulsel menyerap aspirasi buruh serikat pekerja
Rabu, 1 Mei 2024 16:35 Wib
Unhas pastikan UTBK SNBT 2024 berlangsung lancar
Rabu, 1 Mei 2024 15:58 Wib
Polrestabes Makassar libatkan 1.800 personil amankan Hari Buruh 2024
Rabu, 1 Mei 2024 15:57 Wib
Serikat pekerja di Makassar menuntut perbaikan kesejahteraan buruh
Rabu, 1 Mei 2024 15:57 Wib
PKK Makassar menekankan sinergisitas dalam percepatan stunting
Rabu, 1 Mei 2024 15:56 Wib
Pemkot Makassar optimistis Kota Makassar meraih juara umum MTQ XXXIII
Rabu, 1 Mei 2024 15:56 Wib
RSGMP Unhas dan BBPK Makassar jalin kerja sama tingkatkan kualitas pelayanan
Rabu, 1 Mei 2024 13:07 Wib
Pemkot dan PKK Makassar tebar benih Udang Vaname di Tanjung Merdeka Tamalate
Rabu, 1 Mei 2024 11:47 Wib