Makassar (Antara Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul YasIn Linpo memaparkan konsep pembangunan Sulsel pada acara Konferensi Intenasional 2017 Grup Bank Dunia di Lee Kwan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS) Singapura, Jumat.
"Kami menciptakan lingkungan strategis, yaitu menjadikan Sulsel sebagai center point of Indonesia," kata Syahrul yang menjadi pembicara tamu pada kegiatan tersebut, dalam rilis dari Biro Humas dan Protokol Sulsel yang diterima di Makassar, Jumat.
Pihaknya, kata Syahrul, menghadirkan penerbangan domestik sebanyak 14 penerbangan dan tiga penerbangan internasional termasuk ke Singapura.
"Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel selama satu dekade (2009-2016) rata-rata sebesar 7,64 persen di atas nasional yang sebesar 5,75 persen," ucapnya.
Sulsel, kata dia, hadir dengan strategi dan program andalan, untuk SDM menciptakan 500 program doktoral, penguatan UKM di 3000-an desa, dan menghadirkan energi terbarukan.
Ia juga memaparkan tonggak capaian sebagai sasaran utama bersama hingga lima tahun kedepan.
Pada tahun 2019, sasarannya, menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen, penyelesaian infrastruktur, transportasi, pangan dan energi.
Di tahun 2020 menghadirkan industri dan teknologi pengelolaan pangan, teknologi energi terbarukan dan inovasi ekosistem.
Untuk tahun 2021 menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan demokrasi kehidupan politik, pemberdayaan sosial dan glocalization (hubungan lokal - global).
Tahun 2022 memasuki revolusi teknologi ITC atau teknologi informasi dan komunikasi.
"Pada saat bersamaan pemerintah harus adaptif dengan era yang penuh ketidakpastian, turbelensi dan kompleksitas yang tinggi. Masyarakat juga harus terus diberdayakan terhadap interkonetivitas kehidupan lokal global serta revolusi ITC," harap Syahrul.
Sementara di tahun 2023 pemerintah Sulsel menargetkan pendapatan per kapita masyarakat sebesar USD15.000 serta menjadi poros baru peradaban dunia.
Orang nomor satu Sulsel itu juga berbagi strategi terkait pencapaian Provinsi Sulsel di bidang ekonomi, khususnya daya tarik investasi dan kemudahan memulai usaha di Sulsel.
Salah satu prestasi Sulsel, seperti yang dijelaskan yakni menduduki peringkat satu Rangking Ease of Doing Business Index 2016 atau kemudahan dalam memulai usaha berdasarkan laporan Asia Competitiveness Institute (ACI) di Indonesia dengan nilai poin 1.857, mengungguli DKI Jakarta (1.618), Jawa Timur (1.542).
Ia juga menyampaikan ASEAN akan memegang peranan yang sangat penting di masa depan.
"Karena itu mulai sekarang harus dipersiapkan," kata Syahrul.
Sebagai informasi. SYL hadir pada acara Konferensi Intenasional 2017 World Bank Group yang juga turut dihadiri Presiden Singapura Halimah Yacob dan sejumlah menteri negara-negara ASEAN.