Mamuju (ANTARA Sulbar) - Sekitar lima persen lahan tanaman padi di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mengalami Puso atau gagal panen setelah mengalami kekeringan akibat dilanda kemarau.
Sekertaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mamuju, Ir Sujiono di Mamuju, Rabu, mengatakan, sekitar lima persen atau 800 hektare dari 16.000 hektare lahan petani Mamuju dilanda kekeringan akibat kemarau.
Ia mengatakan, data itu berdasarkan data pemerintah di Mamuju yang telah melakukan monitoring dan melakukan penanganan tanaman padi yang mengalami kekeringan agar bisa diselamatkan sehingga petani tidak mengalami kerugian.
Menurut dia, jumlah tanaman padi yang mengalami kekeringan sekitar lima persen atau mengalami posu dan tidak bisa dipanen dianggap minim dibandingkan kondisi sawah di Mamuju yang sekitar 90 persen adalah sawah tadah hujan yang mengandalkan pengairan tergantung dari air hujan.
"Jumlah tanaman padi yang Puso minim karena sebelumnya pemerintah telah melakukan berbagai macam bentuk antisipasi dalam menghadapi kekeringan yang setiap tahun terjadi dan menjadi langganan," katanya.
Menurut dia, pemerintah telah melakukan berbagai macam langkah antisipasi diantaranya adalah selama lima tahun terakhir pemerintah melakukan sistem pompanisasi pada areal sawah petani yang tadah hujan diseluruh Kecamatan di Mamuju.
Ia mengatakan, program lainnya yang dilakukan adalah mengatur masa tanam padi yakni pada saat kemarau petani menanam palawija seperti jagung dan kedelai diareal tanaman padi yang terancam kekeringan.
"Jadi kekeringan sudah diantisipasi ketika mengancam sawah yang potensial terancam kekeringan dengan melakukan pola tanam sekali dalam setahun, agar petani tidak merugi karena mengeluarkan biaya produksi menanam padi, pemerintah telah menyarankan agar petani mengembangkan tanaman palawija," katanya.
Kemudian kata dia, membangun sumur serapan yang mampu menyedot air dari bawah tanah sehingga mampu mengairi sawah petani ketika kemarau tiba.
"Kemarau bukan ancaman bagi ketersediaan pangan masyarakat di Mamuju karena telah diantisipasi pemerintah ketika terjadi, kemarau telah terjadi setiap tahun namun persediaan stok pangan masyarakat tetap terjamin," katanya. Adi Lazuardi
Berita Terkait
Pemprov Sulsel fokus pada konversi pangan ke tanaman hortikultura
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Disbun Sulbar antisipasi organisme pengganggu tanaman sawit
Kamis, 21 Maret 2024 2:33 Wib
Pemkab Bone bekerja sama dengan TNI cetak 2.070 ha lahan sawah gogo
Sabtu, 16 Maret 2024 1:48 Wib
TPHP Sulbar jaga stabilitas pangan lewat gerakan pengendalian OPT
Selasa, 23 Januari 2024 21:13 Wib
PKK Kabupaten Sidrap menggalakkan budi daya tanaman cabai
Kamis, 11 Januari 2024 20:19 Wib
Pj Gubernur Sulsel meminta Luwu bentuk tim sosialisasi akses KUR
Minggu, 7 Januari 2024 16:49 Wib
Kapolda mendukung program ketahanan pangan Pemprov Sulsel
Sabtu, 30 Desember 2023 10:39 Wib
Masyarakat Bone meyakini tanaman sukun solusi peningkatan perekonomian
Minggu, 17 Desember 2023 13:56 Wib