Mamuju (ANTARA Sulsel) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Barat pada Maret 2015 sebesar 102,94 meningkat 1,21 persen dibandingkan NTP Februari 2015 yang sebesar 101,70.
"Ada beberapa sub sektor yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan NTP di Sulbar seperti sub sektor Tanaman Pangan (NTP-P) 96,88, Subsektor Hortikultura (NTP-H) 102,92, Sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 108,27 dan Sub sektor Peternakan (NTP-T) 101,35," kata Kepala BPS Sulbar Setianto di Mamuju, Jumat.
Selain itu, kata dia, sub sektor Perikanan (NTN) 100,17 juga memberikan pengaruh terhadap NTP di Sulbar. NTP sub sektor perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 100,04 dan 100,41.
Ia menyampaikan, berdasarkan hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulbar pada Maret 2015 sebesar -0,33 persen, yang secara umum dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar -1,24 persen dan indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar -0,31 persen.
Sementara itu indeks harga lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,29 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,13 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,10 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,62 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 1,22 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 25 provinsi di Indonesia, tertinggi di Papua Barat 0,92 persen dan terendah di Sumatera Utara 0,16 persen. Sementara itu kata dia, terdapat delapan provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Aceh -0,37 persen dan terendah di Sulawesi Selatan -0,03 persen. Sulawesi Barat menempati urutan kedua dari delapan provinsi yang mengalami deflasi.
"Untuk skala nasional, NTP bulan Maret 2015 sebesar 101,53, turun sebesar 0,64 persen dibandingkan bulan Februari 2015, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,48 persen," jelasnya. Agus Setiawan
Berita Terkait
Kurs rupiah naik 12 poin menjadi Rp15.759 per dolar AS
Rabu, 6 Maret 2024 9:45 Wib
Kurs rupiah naik lima poin menjadi Rp15.590 per dolar AS
Selasa, 13 Februari 2024 9:45 Wib
Sri Mulyani: Kinerja nilai tukar rupiah lebih unggul dari baht dan peso
Selasa, 30 Januari 2024 14:47 Wib
Nilai tukar rupiah menguat didukung intervensi BI
Senin, 29 Januari 2024 9:35 Wib
Kurs rupiah jelang akhir pekan menguat, investor cermati hasil RDG BI
Jumat, 19 Januari 2024 11:28 Wib
Kurs rupiah naik 17 poin menjadi Rp15.553 per dolar AS
Kamis, 11 Januari 2024 9:39 Wib
Pemprov Sulbar meluncurkan gerakan tanam sejuta cabai
Sabtu, 6 Januari 2024 17:02 Wib
Rupiah melesat 193 poin menjadi Rp15.468 per dolar AS pada Kamis pagi
Kamis, 14 Desember 2023 9:30 Wib