Makassar (ANTARA Sulsel) - Lembaga survei Indeks Politicia Indonesia (IPI) berpendapat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak akan menjadi penentu koalisi pencalonan kepala daerah pada pilkada di 11 kabupaten di Sulawesi Selatan.
"PDIP tidak akan menjadi penentu koalisi pilkada di 11 daerah di provinsi ini, karena berdasarkan hasil pemilihan legislatif beberapa waktu lalu, perolehan kursinya di DPRD sangat minim," ujar Direktur IPI, Suwadi Idris Amir di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, meskipun PDIP pada pemilihan presiden lalu mampu keluar sebagai partai pemenang, namun itu tidak terlalu berarti di Sulsel yang akan menggelar pilkada serentak pada Desember 2015.
Suwadi menyebutkan, selain PDIP, masih ada lima partai politik yang paling berpengaruh pada pilkada di 11 daerah nanti. Kelima papol dimaksud, yakni Partai Golkar, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Selain PDIP, hanya ada lima partai yang perolehan kursinya cukup bagus dan bisa menjadi penentu untuk koalisi. Tetapi, Partai Golkar dan Gerindra yang paling menentukan koalisi," jelasnya.
Apalagi Partai Golkar, lanjut dia, masih memiliki pendukung fanatik yang jumlahnya berkisar 7-8 persen pemilik suara untuk pilkada. Kemudian Partai Gerindra trennya terus naik pascapemilihan presiden lalu.
"Sulit menempatkan PDIP sebagai penentu koalisi. Itu karena kursi pendukungnya di DPRD termasuk minim. Rata-rata hanya satu kursi. Jadi tidak rasional partai dengan satu kursi menentukan arah politik yang jumlah kursinya lebih banyak," terangnya.
Malahan, lanjut Suwadi, PDIP bisa saja hanya menjadi pelengkap koalisi. Apalagi PDIP merupakan partai politik pengusung Jokowi-Jusuf Kalla yang bisa memperkuat posisinya di koalisi nanti.
"Sebagai partai pemerintah, PDIP diharapkan bisa memperkuat koalisi pada pilkada," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris PDIP Sulawesi Selatan Rudy Pieter Goni, berharap partainya bisa kembali berkoalisi dengan Golkar dan PAN selaku partai politik pengusung Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (Sayang) Jilid II pada pemilihan gubernur (pilgub).
Rudy menuturkan, koalisi besar partai politik pada Sayang Jilid II bakal berlanjut saat pilkada mendatang. Partai politik yang tergabung dalam koalisi Sayang Jilid II adalah PDIP, Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Anggota DPRD Sulsel ini mengaku penguatan koalisi telah disampaikan kepada ketua Golkar dan juga Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan hasilnya, direspon dengan baik.
"Pak gubernur merespon positif. Bahkan beliau menginginkan koalisi Sayang Jilid II ini berlanjut pada pilkada nanti," jelasnya. T Susilo
Berita Terkait
Perusahaan memberi ganti rugi kepada nelayan Sulbar akibat survei migas
Jumat, 1 Maret 2024 22:16 Wib
Pilpres 2024 - Hasil hitung cepat KedaiKOPI tunjukkan Prabowo-Gibran unggul sementara
Rabu, 14 Februari 2024 15:35 Wib
Dinas ESDM: Pemerintah libatkan PT TGS survei cadangan migas di Sulbar
Sabtu, 10 Februari 2024 10:53 Wib
TKN Prabowo-Gibran semakin optimistis lihat hasil survei terbaru LSI Denny JA
Sabtu, 10 Februari 2024 6:45 Wib
Mayoritas pengguna internet di Indonesia terpapar iklan judi online
Rabu, 7 Februari 2024 14:04 Wib
Survei JRC: Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 52,4 persen
Senin, 5 Februari 2024 15:49 Wib
Data Riset Analitikav: Gerindra partai dengan elektabilitas tertinggi
Rabu, 31 Januari 2024 6:22 Wib
Dinas ESDM Sulbar survei 120 RTS penerima program bantuan listrik gratis
Selasa, 30 Januari 2024 14:35 Wib