Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan berencana melibatkan jasa psikolog dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA pada tahun ajaran 2020.
Plt Kadis Pendidikan Sulsel Basri di Makassar, Sabtu mengatakan pelibatan psikolog dalam PPDB itu bertujuan agar para siswa baru tersebut tidak salah dalam memilih jurusan.
"Kami sekarang merancang penerimaan PPDB untuk tahun ini lebih efektif dengan penilaian psikotest saat pengenalan sekolah dan kami akan melibatkan psikolog di situ," ujarnya.
Ia menjelaskan, tentu tidak efektif jika seorang siswa kurang lebih tiga tahun memilih jurusan Ilmu pengetahuan alam (IPA), namun sebaliknya saat lulus justru melanjutkan kuliah di fakultas yang sama sekali baru.
"Kan lucu siswa belajar IPA selama tiga tahun di sekolah, justru masuk perguruan tinggi memilih jurusan ekonomi, sospol, hukum, dan sastra," ujarnya.
Menurut dia, seharusnya siswa yang punya bakat dan minat di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau bahasa, maka itu yang harusnya diambil saat belajar di SMA.
Untuk metode Merdeka Belajar, kata dia, juga sangat menguntungkan sekaligus menjadi tantangan tersendiri untuk tenaga pengajar karena adanya kebebasan dalam menentukan metode belajar sesuai potensi yang dimiliki oleh masing-masing sekolah.
Lebih lanjut metode Merdeka Belajar juga akan mengganti ujian nasional menjadi assessment kompetensi serta adanya survei karakter bagi para siswa untuk lebih mengenal individu para peserta didik yang nantinya akan disesuaikan dengan metode pembelajaran di kelas. Artinya, lanjut Basri, titik tekan metode Merdeka Belajar melalui pendekatan secara individu kepada sisiwa.
"Intinya guru tidak boleh memaksakan keinginannya pada personality siswa. Untuk dipastikan anak mampu efektif dalam psikotes saat pengenalan sekolah," tuturnya.