Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebutkan berdasarkan kajian terhadap data yang dihimpun hingga hari ini diketahui angka kesembuhan nasional 46,06 persen atau lebih rendah dibandingkan rata-rata global yakni 56,55 persen.
“Namun ada 19 provinsi yang memiliki persentase kesembuhan di atas angka rata-rata global atau di atas 56,55 persen,” kata dia dalam jumpa pers di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Bahkan, terdapat sembilan provinsi dengan angka sembuh sudah melebihi 80 persen kasus di antaranya di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Gorontalo, Yogyakarta, Sumatera Barat dan Bangka Belitung.
Persentase kesembuhan tersebut berdasarkan total kasus sembuh yang mencapai 30.785 orang per Selasa pukul 12.00 WIB dari total kasus terkonfirmasi positif di Tanah Air mencapai 66.226 orang.
Sementara untuk kasus kematian akibat COVID-19 yang berada pada angka 3.309, diketahui ini setara dengan 4,99 persen atau relatif sedikit lebih tinggi dibandingkan angka global yaitu 4,64 persen.
"Ini adalah rata-rata nasional tapi kalau kita rinci lebih lanjut sebenarnya sudah ada 20 provinsi yang angka kematiannya di bawah 4,69 persen," kata dia.
Bahkan, terdapat 11 provinsi di Tanah Air yang angka kematiannya di bawah dua persen di antaranya Jambi, Nusa Tenggara Timur, Papua, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Bali, Kalimantan Timur dan Papua Barat.
Yurianto mengatakan tentunya angka tersebut diharapkan dapat terus turun dengan semakin baiknya layanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat di rumah sakit.
Di samping itu, jika melihat pada angka testing COVID-19 yang dilakukan, maka secara nasional jumlah testing di Indonesia memang baru mencapai 3.394 testing per satu juta penduduk.
Angka tersebut adalah rata-rata nasional, namun ada lima provinsi yang angka testingnya cukup tinggi di antaranya DKI Jakarta telah melakukan sebanyak 26.527 tes per satu juta penduduk.
Kemudian, Sumatera Barat dengan 9.124 tes per satu juta penduduk, Bali 8.870 tes per satu juta penduduk, Sulawesi Selatan 6.288 tes per satu juta penduduk dan Papua 5.440 tes per satu juta penduduk.
Secara umum, ujar dia, pemerintah saat ini harus lebih fokus pada beberapa provinsi yang kecenderungan angka kasus positifnya meningkat. Oleh karena itu permasalahan COVID-19 hendaknya diintervensi dengan mengedepankan aspek kesehatan masyarakat.
Sehingga peran serta masyarakat menjadi faktor penentu di dalam pengendalian kasus COVID-19. Sebab, jika hal itu dapat dilakukan sebaik-baiknya maka beban layanan rumah sakit akan menurun.
Apalagi jika terjadi kelebihan bagi satu rumah sakit dalam penanganan COVID-19 atau merawat pasien yang terjangkit akan berdampak besar termasuk bagi para tenaga kesehatan dan kapasitas rawatan di rumah sakit.
"Maka seluruh masyarakat yang menjadi tulang punggung pengendalian COVID-19 jalankan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Berita Terkait
BNPB : 2.957 warga Soppeng terdampak bencana banjir di Sulsel
Sabtu, 4 Mei 2024 15:55 Wib
Polisi amankan puluhan mahasiwa peserta aksi pada Hardiknas di Makassar
Kamis, 2 Mei 2024 23:23 Wib
Kapolda menjamin keamanan lingkungan pendidikan di Sulbar
Kamis, 2 Mei 2024 18:21 Wib
Sekda Bulukumba : Kemajuan pendidikan terus meningkat hingga ke pelosok
Kamis, 2 Mei 2024 16:04 Wib
BPS : inflasi Sulsel per April 2024 lebih rendah dari nasional
Kamis, 2 Mei 2024 15:59 Wib
DPRD terus mendorong perbaikan sistem pendidikan di Sulsel
Kamis, 2 Mei 2024 14:32 Wib
Menaker meluncurkan Program K3 Nasional 2024-2029
Kamis, 25 April 2024 13:53 Wib
Kompolnas minta atasan lima oknum polisi terlibat narkoba turut diperiksa
Selasa, 23 April 2024 10:10 Wib