Makassar (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan belajar membuat batik shibori untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang membatik di tengah pandemi COVID-19.
"Hari ini sebanyak 15 orang pengurus PKK ikut pelatihan membatik bersama PKK Provinsi untuk mengisi waktu di masa pandemi dengan kegiatan yang positif," ungkap Ketua TP PKK Kabupaten Gowa Priska Paramita Adnan saat membuka pelatihan belajar batik shibori di Baruga Tinggimae, Rumah Jabatan Bupati Gowa, Jumat.
Priska mengatakan saat ini hanya 15 orang dulu yang diikutkan agar pelatihan bisa lebih fokus dan berkualitas, kemudian diharapkan nantinya bisa lebih cepat paham dan mampu memproduksi batik shibori sendiri minimal untuk penggunaan pribadi.
"Karena pandemi, jadi segini dulu jumlahnya supaya kita semua juga bisa lebih memperhatikan dan cepat paham. Nantinya merekalah yang akan mengajarkan kepada para kader PKK lainnya," tambahnya.
Istri Bupati Gowa tersebut berharap melalui pelatihan membatik nantinya akan muncul UMKM baru di bidang pembuatan batik shibori.
Batik shibori sendiri merupakan jenis batik dari Jepang yang hanya menggunakan dua teknik yaitu teknik mengikat dan teknik menjahit yang kemudian akan menghasilkan motif atau corak sesuai dengan keinginan masing-masing.
Sementara itu, Sekretaris PKK Provinsi Sulawesi Selatan Zulfitriany D Mustafa mengatakan saat ini baru PKK Kabupaten Gowa yang melakukan pelatihan batik shibori.
Jenis batik ini diberikan ke masyarakat sebagai aktifitas positif di tengah pandemi COVID-19. Selain lebih praktis dan mudah, jenis ini sedang trend di kalangan masyarakat sehingga semua kalangan bisa membuat.
Terkait penggunaan alat dan bahan, Zulfitriany mengaku hanya menggunakan kain, spidol, jarum, gunting, tali rafia, kawat, dan karet.
"Proses awal membuat motif terlebih dahulu pada kain lalu mulai menjelujur dan mengikat untuk membentuk motif tersebut. Pada prinsipnya semua kain yang diikat tidak akan terkena warna dan akan membentuk corak," katanya.
Sementara proses pencelupan dan pewarnaan dilakukan dengan tiga tahap yakni pertama menghilangkan bahan kimia dari kain menggunakan RO dan kedua memasukkan cairan naptol yang akan mengikat semua warna pada kain. Terakhir, membuat larutan garam yang akan memancarkan kain, lalu penjemuran tidak boleh terkena matahari langsung.
"Kami berharap setiap ibu memiliki tambahan skill dan sumber penghasilan ekonomi keluarga baru. Apalagi Sulsel terkenal dengan kain sutranya sehingga batik shibori ini sangat cocok untuk dibuatkan motif dan dipasarkan ke masyarakat," harapnya.
Berita Terkait
Bupati Gowa melepas 642 calon haji saat bimbingan manasik
Senin, 22 April 2024 22:57 Wib
Unhas bersama USAID meresmikan Maker Innovation Space
Senin, 22 April 2024 22:57 Wib
PMI Gowa menggelar bakti sosial donor darah untuk jaga stok
Senin, 22 April 2024 21:34 Wib
Pemkab Gowa menanam 8.000 pohon di tiga titik peringati Hari Bumi 2024
Senin, 22 April 2024 20:33 Wib
Polres Gowa membekuk pelaku penipuan arisan bodong
Jumat, 19 April 2024 18:01 Wib
Kapolda Sulsel meresmikan revitalisasi kompleks makam kerajaan di Gowa
Rabu, 17 April 2024 22:35 Wib
Pemkab Gowa berharap kerja sama dengan Divisi 3 Kostrad Pakatto terus terjalin
Rabu, 17 April 2024 22:34 Wib
Pj Gubernur Sulsel: Kawasan Makam Raja Gowa memiliki potensi wisata
Rabu, 17 April 2024 21:08 Wib