Mamuju (ANTARA News) - Jalan poros Trans Sulawesi antara Kota Mamuju menuju Kecamatan Tapalang Barat yang terletak disebelah barat pantai Provinsi Sulawesi Barat belum lagi tembus atau bisa dilewati kendaraan sebagai jalan alternatif.
Pemantauan di Mamuju, Sabtu, jalan poros Trans Sulawesi antara Kota Mamuju-Kecamatan Tapalang Barat disebelah barat pantai Sulawesi yang direncanakan akan dibangun pemerintah untuk memperpendek jarak antara kedua wilayah itu, belum tembus dibangun.
Jalan yang melalui sejumlah desa diantaranya, Kelurahan Rangas Desa Sumare Desa Tapandullu, Kecamatan Mamuju serta Desa Dungkait, Desa Lebani, Desa Labuang Rano Kecamatan Tapalang Barat sepanjang 30 kilometer itu masih dalam kondisi rusak parah.
Hariadi salah seorang warga di Desa Sumare, Sabtu, mengatakan, masyarakat masih sulit untuk melalui poros antara Kota Mamuju-Tapalang Barat yang direncanakan pemerintah sebagai jalur Trans Sulawesi alternatif guna memperpendek jarak kedua wilayah itu karena kondisinya masih rusak karena berbutu dan belum diaspal.
"Jalur Trans Sulawesi antara Kota Mamuju menuju Tapalang Barat ini direncanakan dibangun pemerintah dalam rangka memperpendek jarak antara kedua wilayah," ujarnya.
Oleh karena itu jalan poros Trans Sulawesi dikedua wilayah itu harus melalui daerah perbukitan yang jaraknya jauh meski jalanan diperbukitan itu jalannya sudah mulus.
Namun sayannya kondisi jalur trans sulawesi antara Mamuju dan Tapalang Barat yang dibangun dibagian pantai barat sulawesi itu belum tembus akibat pembangunan jalan kedua wilayah itu terkendala adanya bukit besar yang susah ditembus di Dusun Losa Desa Tapandullu Kecamatan Mamuju untuk dibuatkan jalan.
Oleh karena itu ia meminta agar pemerintah di Mamuju segera menyelesaikan pembangunan jalan poros Trans Sulawesi antara Mamuju-Tapalang Barat itu dengan menyingkirkan bukit besar itu karena sudah dianggarkan pemerintah sekitar Rp1,5 miliar.
Menurutnya masyarakat di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Tapalang Barat dan Mamuju menginginkan jalan trans sulawesi tersebut dibangun karena menjadi salah satu kendalam masyarakat untuk memasarkan hasil pertaniannya ke Kota Mamuju.
"Masyarakat di sejumlah desa itu masih menggunakan angkutan perahu menuju Mamuju untuk memasarkan hasil pertanian karena jalur tersebut belum tuntas dibangun," katanya.
(T.KR-MFH/M027)Â

