Yangon (ANTARA) - Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing menegaskan kembali janjinya pada Sabtu untuk mengadakan pemilihan umum setelah kudeta bulan lalu dan mengatakan bahwa tindakan kekerasan tidak pantas, pada saat tentara secara paksa menekan protes terhadap pengambilalihan kekuasaan itu.
Berbicara pada parade tahunan Hari Angkatan Bersenjata, dia menyambut kehadiran pasukan Rusia dan mengatakan Rusia adalah "teman sejati".
Dia mengatakan tentara harus merebut kekuasaan pada 1 Februari karena tindakan melanggar hukum oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang digulingkan dari pemimpin yang sekarang ditahan Aung San Suu Kyi.
Dia menambahkan bahwa beberapa pemimpin partai telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan tindakan hukum diambil untuk melawan mereka.
Kudeta militer di Myanmar itu mendapat protes dari para pemimpin dunia, Seken PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam demokrasi, tentara tidak dapat membatalkan pemilu yang sudah disahkan oleh lembaga pemilihan umum.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Irak memperingatkan bahaya eskalasi militer di tengah konflik Israel-Iran
Minggu, 21 April 2024 18:37 Wib
Iran: Krisis Timur Tengah berakhir jika Israel stop operasi militer di Palestina
Jumat, 19 April 2024 11:50 Wib
Israel akan tanggapi serangan Iran dengan menargetkan instalasi militer
Rabu, 17 April 2024 14:32 Wib
KSAD pastikan upacara militer untuk penghormatan Solihin GP dilaksanakan
Selasa, 5 Maret 2024 14:31 Wib
MIliter Sudan akan segera bebaskan Khartoum dari cengkeraman RSF
Selasa, 5 Maret 2024 13:12 Wib
Prabowo: RSPPN rumah sakit militer terbesar di Indonesia
Senin, 19 Februari 2024 13:21 Wib
Sekjen PBB mengkhawatirkan meluasnya serangan militer Israel ke Rafah
Sabtu, 3 Februari 2024 11:46 Wib
Israel ingin memegang kendali militer di Gaza setelah perang berakhir
Kamis, 1 Februari 2024 10:13 Wib