Mamuju (ANTARA News) - Warga eks transmigrasi di Desa Botteng, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mengonsumsi ubi kayu sebagai pengganti beras sebagai makanan pokok karena terbentur beban ekonomi.
Anggota DPRD Mamuju, Lalu Syamsul Rijal di Mamuju, Sabtu, mengemukakan, pihaknya yang baru saja meninjau kondisi warga eks transmigrasi yang ada di Botteng, sekitar 10 kilometer dari kota Mamuju kian memprihatinkan karena tidak lagi mampu membeli beras.
"Ini menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Mamuju masih cukup tinggi. Makanya, data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis angka kemiskinan turun patut dipertanyakan. Jangan-jangan data BPS ini hanya sekedar 'rayuan pulau kelapa' untuk menghibur hati pemerintah," ucapnya.
Lalu menyampaikan, ratusan warga eks transmigrasi yang sudah tidak ditanggung pemerintah tersebut jumlahnya mencapai ribuan jiwa dari 300 kepala keluarga.
Warga transmigrasi tersebut, kata dia, merupakan warga asal Nusa Tenggara Barat, Probolinggo, Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, warga asal Cirebon, Lumajang, Subang dan masyarakat transmigrasi lokal.
"Saat ini warga transmigrasi di Botteng belum mampu hidup lebih mandiri karena lahan yang menjadi garapan petani belum memberikan hasil nyata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.
Lalu yang juga politisi senior Partai Bintang Reformasi ini mengemukakan, pemerintah harus segera mencari solusi sehingga warga transmigrasi ini bisa lebih berdaya.
"Memasuki musim kemarau membuat petani di Botteng kebingungan mau mengembangkan komoditi apa karena nyaris tidak ada yang cocok. Lokasi garapan petani yang diberikan pemerintah pun sulit berkembang karena lahan yang dikembangkan bukan sawah namun lereng gunung," tuturnya.
Maka tidak heran, kata dia, para warga eks transmigrasi mulai berpikir untuk pulang kembali ke daerah asal, bahkan ada yang lari ke Kota Mamuju untuk mencari lapangan pekerjaan yang baru.
Untuk itu, ia memprotes data BPS Sulbar yang selalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Mamuju telah mengalami peningkatan dan angka kemiskinan mengalami penurunan setiap tahun karena masyarakatnya sudah sejahtera.
"Bukan cuma di Desa Botteng tetapi di daerah pegunungan di Sulbar seperti di Kecamatan Kalumpang yang sekitar 13 desanya rawan pangan karena mengonsumsi ubi kayu, itu akan semakin membuktikan bahwa masyarakat Mamuju masih butuh perhatian pembangunan karena masih hidup dalam kondisi miskin," katanya.
Ia meminta data BPS harus disajikan akurat dan tidak hanya membuat data yang seolah hanya untuk menyenangkan pemerintah di Sulbar, tetapi ternyata tidak sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan, BPS harus membuat data kemiskinan seobyektif mungkin sesuai kondisi sebenarnya di masyarakat.
Data kemiskinan di Mamuju menyebutkan angka kemiskinan pada tahun 2010 sekitar 8,13 persen, menurun dibandingkan data kemiskinan tahun 2005 yang tercatat sekitar 16 persen. (T.KR-ACO/F003)
Berita Terkait
Pemkab Majene kembangkan ubi kayu untuk sambut IKN Nusantara
Senin, 28 Agustus 2023 6:35 Wib
Lantamal VI tanam ubi untuk stok pangan di tengah COVID-19
Kamis, 7 Mei 2020 22:54 Wib
Kementan ajak konsumsi ubi ungu untuk tingkatkan imunitas terhadap COVID-19
Minggu, 22 Maret 2020 13:08 Wib
PANEN UBI JALAR
Kamis, 7 September 2017 23:54 Wib
Harga eceran ubi kayu di Mamuju turun
Jumat, 9 September 2016 6:28 Wib
Petani Mamuju tanam ubi jalar dimusim kering
Sabtu, 8 Agustus 2015 6:48 Wib
Papua segera bangun pabrik pengolahan ubi jalar
Selasa, 31 Maret 2015 16:02 Wib
Potensi Ubi Kayu Majene
Kamis, 24 April 2014 21:42 Wib