Mamuju (ANTARA) - Polres Majene Provinsi Sulawesi Barat menggelar Operasi Keselamatan Mariano 2022 dengan sasaran meningkatkan kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas, menurunkan angka pelanggaran dan angka kecelakaan lalu lintas serta menekan angka penyebaran COVID-19.
"Ada dua fokus utama pada pelaksanaan Operasi Keselamatan Mariano 2022, yakni menekan penyebaran COVID-19 dan kepatuhan disiplin berlalu lintas," tegas Kapolres Majene AKBP Febryanto Siagian, Selasa.
Hal itu disampaikan Kapolres, pada gelar pasukan Operasi Keselamatan Mariano 2022.
Pelaksanaan Operasi Keselamatan Mariano dengan tema 'Kita Siap Mewujudkan Budaya Tertib Berlalu Lintas Guna Terciptanya Situasi Kamseltibcar Lantas Yang Kondusif serta Dalam Upaya Memutus Rantai Penyebaran COVID-19' akan berlangsung selama 14 hari, yakni mulai 1-14 Maret 2022.
Operasi Keselamatan Mariano 2022 itu ditandai pelaksanaan apel gelar pasukan sebagai bentuk kesiapan untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan operasi.
"Tujuan pelaksanaan operasi keselamatan adalah, meningkatkan kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas, menurunkan angka pelanggaran, angka kecelakaan lalu lintas serta angka penyebaran COVID-19," ujar Febriyanto Siagian.
Kapolres merinci, empat fokus pelaksanaan Operasi Keselamatan Mariano 2022, yakni segala bentuk kegiatan masyarakat yang berpotensi menjadi klaster
penyebaran COVID-19, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, masyarakat yang tidak disiplin dalam berlalu lintas dan lokasi rawan macet, rawan pelanggaran dan rawan kecelakaan serta rawan kerumunan.
"Untuk menekan jumlah penyebaran COVID-19, sinergitas antar-instansi terkait harus tetap terjalin dengan baik dan terus mengedepankan kegiatan edukatif, persuasif, simpatik dan humanis," terang Febriyanto Siagian.
Terkait kasus kecelakaan lalu lintas, Kapolres menyampaikan bahwa berdasarkan data kecelakaan lalu lintas saat pelaksanaan Operasi Keselamatan pada 2021 di wilayah Sulbar, terjadi 20 kasus kecelakaan, dimana sepeda motor adalah kendaraan yang paling tinggi terlibat kecelakaan serta pelaku kecelakaan di dominasi anak usia muda, yakni usia 16 sampai dengan 25 tahun.
"Atas dasar data tersebut maka harus menjadi perhatian kita bersama agar angka data kecelakaan lalu lintas tidak meningkat dalam pelaksanaan operasi keselamatan tahun ini," kata Febriyanto Siagian.