Makassar (ANTARA) - Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sulawesi Selatan (Sulsel) mendorong produksi energi biogas skala rumah tangga di 24 kabupaten/kota di provinsi itu.
"Pengadaan sarana dan prasarana energi biogas yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel dan terus kita dorong hingga produksi skala rumah tangga," kata Kabid Energi Baru Terbarukan dan Kelistrikan (EBTK) ESDM Sulsel Amrani S Suhaeb di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan dukungan pengadaan Energi Baru Terbarukan (EBT) biogas di lapangan bekerja sama dengan Kementerian ESDM, Bappenas, dan Hivos (organisasi pembangunan Belanda) serta pemerintah daerah sejak 2013.
Menurut dia, pada akhir tahun lalu pengembangan energi biogas di Sulsel sudah mencapai 2.500 unit dengan memanfaatkan limbah atau kotoran sapi.
Adapun pengadaan sarana energi biogas dalam dua tahun terakhir saat masa pandemi COVID-19, diakui mengalami keterbatasan baik di lingkup dinas maupun pemerintah, karena adanya refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19.
Namun pada awal pandemi 2020 masih terdapat pengembangan energi biogas sebanyak 8 unit, kemudian ditambah 8 unit pada tahun berikutnya, sehingga terdapat tambahan 24 unit fasilitas energi biogas hingga 2021.
Kini pengadaan fasilitas biogas diarahkan untuk pemanfaatan industri rumah tangga yang bertujuan untuk mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Cukup dari kotoran tiga ekor sapi saja sudah bisa menghasilkan energi biogas skala rumah tangga yang bisa digunakan untuk memasak dan kebutuhan lainnya," kata Amrani.
Hal tersebut dibenarkan salah seorang peternak sapi di Kabupaten Maros, Basri Daeng Rewa yang sudah memanfaatkan kotoran sapinya menjadi energi biogas.
"Beberapa tahun terakhir, saya tidak pernah membeli lagi gas elpiji, karena sudah bisa menghasilkan gas sendiri untuk kebutuhan masak," katanya.
Dia mengatakan selain limbah sapi dapat digunakan menjadi energi biogas, juga hasil dari proses produksi itu dapat digunakan menjadi pupuk kompos.
Sementara air seni sapi, lanjut Ketua Kelompok Tani Sama Turu' 2 di Kecamatan Bantimurung Maros ini, juga ditampung untuk diolah menjadi pupuk cair yang dapat mendukung sektor pertanian.