Pengrusakan itu terjadi sekitar pukul 08:00 Wita, beberapa nisan kuburan yang terbuat dari batu jaman dulu menjadi sasaran.
Hal tersebut dikatakan Camat Somba Opu, Gowa Andi Kumala Idjo ketika berada di Tempat Kejadian Perkara perbatasan Gowa- Makassar.
"Saya merasa kecewa, beliau itu seorang Pahlawan Nasional kenapa bisa dirusak, apa yang ada dibenak mereka, apa tidak ada penjaga yang menjaga makam," keluhnya.
"Ini penghinaan namanya, dan kami tidak terima perlakukan seperti ini dan mengutuk keras, kami hormat, tunduk dan patuh hingga alamarhum dimakamkan. Kenapa ada orang yang berani melakukan perlakuan seperti itu ke beliau, apa yang dia cari," katanya dengan nada kesal.
"Saya yakin ini bukan orang Gowa atau orang Sulawesi sebab orang Sulawesi sangat menghargai dan menghormati beliau, ini kejadian baru di Sulsel," tandasnya
Pihaknya berharap agar aparat kepolisian segera melakukan tindakan secepatnya dengan mengerahkan seluruh jajaran untuk menuntaskan dan mengungkapkan pengrusakan serta modus dibelakang kasus yang terbilang baru itu.
"Tidak ada harta yang berharga disini, kami minta polisi dan pihak terkait mengusut tuntas pengrusakan dan motif apa dibelakang pengrusakan itu, itu tidakpidana" harapnya.
Panjang makam Sultan Hasanuddin menurut Andi kumala Idjo diketahui 155 meter, dengan lebar 68 meter serta luas 13.330 meter persegi. Untuk jumlah makam besar ada lima buah, sedang enam buah dan kecil 14 buah.
Sultan Hasanuddin sendiri merupakan Raja Gowa ke-16 dan Pahlawan Nasional yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.
Setelah memeluk agama Islam, dia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan sebutan Sultan Hasanuddin. (T.KR-DF/A011)