Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan H Khaeroni mengajak dan mendorong tokoh agama dan para ulama terus memperkuat ajaran anti radikalisasi kepada generasi muda guna menekan tumbuhnya gerakan terorisme.
"Kami mengimbau para tokoh agama, ulama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat," ujar Khaeroni saat mengikuti acara Hari Ulang Tahun Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Rabu.
Menurut dia, aksi terorisme bom bunuh diri oleh seseorang di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat yang mengakibatkan 10 orang terluka dan satu anggota polisi meninggal dunia, karena pelaku sudah terdoktrin ajaran radikalisme.
Ia pun mengutuk keras aksi itu.
Dalam beberapa kejadian kasus terorisme di Indonesia, ungkap dia, rata-rata pelakunya usia muda dan sangat mudah terpengaruh ajaran-ajaran sesat dan radikal dibawa oleh organisasi terlarang di Indonesia.
Dalam ajaran agama apa pun, kata dia, tidak ada yang mengajarkan umatnya untuk melakukan aksi kekerasan. Sebab, kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan pasti merugikan banyak pihak.
"Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik khususnya di Sulsel," papar Kakanwil.
Pihaknya sangat berharap kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat, serta pemerintah agar ikut menenangkan dan menciptakan suasana yang aman dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat.
Sebelumnya, Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, diteror orang dengan aksi bom bunuh diri pada Rabu (7/12) pagi tadi.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana menyebutkan ada 11 korban terdampak akibat bom bunuh diri tersebut.
Dari 11 orang itu, satu di antaranya anggota polisi yang tewas akibat bom, sementara 10 orang lainnya mengalami luka-luka.