Sandiaga mempertegas tak perpanjang soal utang Anies Baswedan
Makassar (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno kembali mempertegas bahwa ia tidak akan memperpanjang persoalan utang Anies Rasyid Baswedan saat suksesi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2017.
"Saya sampaikan, saya sudah memutuskan tidak memperpanjang diskursus (pemikiran) mengenai yang selama ini kita bicarakan (utang), "ujar Sandi usai meresmikan gedung baru Politeknik Pariwisata di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017 ini menyatakan tidak mau membahas terlalu jauh soal utang tersebut karena dapat menimbulkan persoalan baru hingga menyulut perpecahan.
"Karena ini berpotensi memecah belah kita sementara kontestasi demokrasi ini harus kita rawat, pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan," tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) saat menanggapi pertanyaan wartawan.
Pihaknya berharap momentum politik yang sedang berlangsung di Indonesia harus dijaga dengan baik sehingga tujuan dari pada demokrasi itu berjalan sesuai harapan. Diskursus tentang gagasan, tentang bagaimana percepatan pembangunan yang sudah ada di rel yang tepat.
"Sehingga ini bisa kita percepat dengan kebijakan-kebijakan yang akurat berkaitan dengan sasaran pembangunan itu sendiri. Akhirnya, kita tidak lagi menatap masa lalu tetapi justru menatap masa depan," katanya
Dia juga menegaskan bahwa hubungannya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kini menjadi Bakal Calon Presiden sampai saat ini masih bersahabat dengan baik.
"Saya tidak akan memperpanjang lagi (soal utang itu)," kata mantan Calon Wakil Presiden ini kembali menegaskan.
Sebelumnya, Hendri Satrio, selaku perwakilan Anies Baswedan, mengatakan bahwa perjanjian terkait pinjaman uang sebesar Rp50 miliar antara mantan gubernur DKI Jakarta itu dan mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah selesai.
"Saat ini, perjanjian tersebut sudah selesai. Jadi, bukan lunas bahasanya atau diikhlaskan, tetapi selesai. Kenapa selesai? Karena di perjanjian itu tertulis kalau kalah, Anies harus mengembalikan semuanya, semua biaya-biaya pada saat pemilihan gubernur. Tapi bila menang, selesai," kata Hendri, yang mengaku diminta Anies menyampaikan hal itu, kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat.
"Saya sampaikan, saya sudah memutuskan tidak memperpanjang diskursus (pemikiran) mengenai yang selama ini kita bicarakan (utang), "ujar Sandi usai meresmikan gedung baru Politeknik Pariwisata di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017 ini menyatakan tidak mau membahas terlalu jauh soal utang tersebut karena dapat menimbulkan persoalan baru hingga menyulut perpecahan.
"Karena ini berpotensi memecah belah kita sementara kontestasi demokrasi ini harus kita rawat, pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan," tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) saat menanggapi pertanyaan wartawan.
Pihaknya berharap momentum politik yang sedang berlangsung di Indonesia harus dijaga dengan baik sehingga tujuan dari pada demokrasi itu berjalan sesuai harapan. Diskursus tentang gagasan, tentang bagaimana percepatan pembangunan yang sudah ada di rel yang tepat.
"Sehingga ini bisa kita percepat dengan kebijakan-kebijakan yang akurat berkaitan dengan sasaran pembangunan itu sendiri. Akhirnya, kita tidak lagi menatap masa lalu tetapi justru menatap masa depan," katanya
Dia juga menegaskan bahwa hubungannya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kini menjadi Bakal Calon Presiden sampai saat ini masih bersahabat dengan baik.
"Saya tidak akan memperpanjang lagi (soal utang itu)," kata mantan Calon Wakil Presiden ini kembali menegaskan.
Sebelumnya, Hendri Satrio, selaku perwakilan Anies Baswedan, mengatakan bahwa perjanjian terkait pinjaman uang sebesar Rp50 miliar antara mantan gubernur DKI Jakarta itu dan mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah selesai.
"Saat ini, perjanjian tersebut sudah selesai. Jadi, bukan lunas bahasanya atau diikhlaskan, tetapi selesai. Kenapa selesai? Karena di perjanjian itu tertulis kalau kalah, Anies harus mengembalikan semuanya, semua biaya-biaya pada saat pemilihan gubernur. Tapi bila menang, selesai," kata Hendri, yang mengaku diminta Anies menyampaikan hal itu, kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat.