Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Pariwisata Universitas Trisakti Pariwisata Azril Ashari mengatakan digitalisasi dalam bidang pariwisata seharusnya diterjemahkan sebagai sebuah wadah yang bisa melayani seluruh keperluan wisatawan.
"Sebaiknya digitalisasi pariwisata memang harusnya ditranslasikan menjadi one stop shopping untuk wisatawan yang meliputi seluruh aktivitas wisata, transportasi, akomodasi, hingga konsumsi," kata Azril yang juga Ketua Umum Cendikiawan itu dalam keterangannya pada Selasa.
Sementara itu, pengamat pariwisata Taufan Rahmadi yang pernah menjadi anggota Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas RI mengatakan guna lebih menarik minat wisatawan, online travel agent perlu menawarkan produk-produk yang inovatif seperti menyematkan narasi cerita-cerita rakyat yang dikemas jadi bagian dari paket tur.
Dia lantas mencontohkan upacara Bau Nyale di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan tradisi masyarakat suku Sasak mencari cacing laut yang dianggap jelmaan Putri Mandalika.
Azril dan Taufan optimistis industri pariwisata Indonesia akan segera bangkit seiring adanya pelonggaran pembatasan sosial di berbagai tempat di Indonesia.
"Ini akan memberikan peluang naiknya tren orang berwisata tahun ini," kata Taufan.
Untuk menangkap tren-tren wisata baru setelah pandemi COVID-19, Blibli menawarkan solusi dengan ekosistem Blibli, tiket.com, dan Ranch Market, yang menggabungkan e-commerce, online travel agent (OTA), dan supermarket premium.
Senada dengan itu CEO tiket.com George Hendrata mengatakan integrasi ekosistem Blibli memungkinkan single sign-on yang membuat konsumen bisa mengakses berbagai layanan di ekosistem dengan sekali masuk, apalagi dengan consumer loyalty program yang juga bisa digabungkan.
"Kita perlu agile. Customer needs akan berubah terus, tren juga terus berubah. Kami di ekosistem Blibli Tiket bertekad untuk menjadi the most trusted omnichannel platform, hal ini diwujudkan dengan menawarkan solusi komprehensif bagi masyarakat yang saat ini kebutuhannya semakin berkembang," katanya.
Industri pariwisata Indonesia semakin menunjukkan pemulihan signifikan setelah dilanda pandemi COVID-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa data jumlah penerbangan November 2022 sudah mencapai sekitar 76 persen dari level Januari 2019.
Secara statistik, banyaknya jumlah kamar yang dipesan (roomnights booked) untuk segmen akomodasi, George mengungkapkan, capaiannya telah menyentuh sekitar 300 persen dari level Januari 2019.
Penetrasi online travel di Indonesia baru sekitar 40 persen, lebih rendah jika dibandingkan 60 persen di China dan sekitar 80 persen di Amerika Serikat (AS) sehingga masih banyak potensi yang bisa digarap dengan begitu penetrasi ini bisa lebih meningkat.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Makna digitalisasi pariwisata menurut para pakar
Berita Terkait
Wapres minta Kemenag dan travel umrah mengedukasi aturan di Saudi
Rabu, 27 Maret 2024 19:24 Wib
Pameran UMKM dan travel umrah mewarnai milad Masjid Al Markas Makassar
Jumat, 12 Januari 2024 0:10 Wib
Polisi tangkap tersangka kasus penipuan perjalanan umrah
Selasa, 28 Maret 2023 14:07 Wib
Amphuri Sulampua: Permintaan umrah melonjak
Kamis, 16 Maret 2023 20:59 Wib
Menparekraf: Pemerintah menyesuaikan strategi pengembangan pasar wisatawan mancanegara
Selasa, 10 Januari 2023 11:31 Wib
Menyambut pariwisata Indonesia yang semakin bergairah
Minggu, 1 Januari 2023 22:00 Wib
Menparekraf meluncurkan Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Sabtu, 17 Desember 2022 10:12 Wib
Mau liburan ke Dubai, coba sensasi bermalam di gurun
Jumat, 16 Desember 2022 15:10 Wib