Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan berencana akan mereplikasikan Program Rumah Imunisasi atau "My Village My Home" dalam meningkatkan cakupan imunisasi dan mencegah terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa).
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Rosmini Pandin di Makassar, Jumat (3/3) menyebut Dinkes Sulsel bisa membuat kebijakan untuk melanjutkan Program Rumah Imunisasi di 2023 ini yang telah diinisiasi Unicef bersama Yayasan Gaya Celebes di 24 kabupaten/kota.
"Bisa kita buat kebijakan karena ini bagian dari upaya negara untuk mempercepat pencapaian imunisasi kita lebih meningkat capaiannya, khususnya selain daerah yang telah ikut sebagai lokasi percontohan Program Unicef," ujar Rosmini.
Hanya saja pada penganggaran, dimungkinkan baru bisa dianggarkan tahun ini untuk 2024 mendatang. Sementara keberlanjutan program ini bisa diadopsi oleh daerah melalui anggaran Pemerintah Daerah masing-masing.
Pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dengan target anak berusia 0-11 bulan, Sulawesi Selatan telah mencapai target 95 persen dan tercatat sebagai provinsi dengan capaian tertinggi di Indonesia.
Guna menyempurnakan capaian tersebut, maka Unicef bersama YGC dan Pemerintah Provinsi Sulsel melakukan imunisasi kejar dengan program Rumah Imunisasi yang melibatkan 70 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), masing-masing 30 PAUD di Kabupaten Bone dan Bantaeng, serta 10 PAUD di Kota Makassar.
Sementara total posyandu sebanyak 69 unit dengan jumlah masing-masing yakni 33 di Bone, 25 Bantaeng dan 10 di Kota Makassar.
Pada pelaksanaannya, telah dimulai pada awal November 2022 dan akan berakhir Juni 2023 mendatang.
Berdasarkan perkembangan program Rumah Imunisasi, telah dilakukan skrining pada sekolah PAUD di Bone sebanyak 1.157 murid dari total 1.166 murid, selanjutnya sebanyak 1.278 murid telah diskrining di Bone dari 1.307 total murid dan Kota Makassar telah diskrining sebanyak 588 murid dari total 837 murid yang akan diskrining.
Dari hasil skrining tersebut, telah ditemukan 52,49 persen atau 612 murid telah memiliki Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kabupaten Bone. Sedangkan Kabupaten Bantaeng menempati cakupan skrining tertinggi dan memperoleh hasil IDL terbaik yakni 65,03 persen atau 850 anak telah diimunisasi dasar lengkap.
Terendah ialah di Kota Makassar yang baru mencapai 42,17 persen atau 353 murid memiliki IDL.
"Kewaspadaan harus lebih ditingkatkan dan semoga bisa ditanggulangi, dan tidak ada lagi angka kematian akibat tidak melakukan imunisasi," ujar dia.
Maka diharapkan untuk kolaborasi semua pihak agar bersama-sama mencari sasaran kemudian menyelesaikan dan meningkatkan kinerja tentunya.