Komunitas Tionghoa dan Tribun Timur berkolaborasi dengan BKKBN Sulsel tekan Stunting
Makassar (ANTARA) - Komunitas warga Tionghoa yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Warga Tiong-Hoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Selatan bersama Tribun Timur berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel menekan kasus stunting di provinsi itu.
"Kolaborasi ini dengan menjadi donatur dan Kakak Asuh Anak Stunting (KAAS), termasuk mengkampanyekan percepatan penurunan stunting di daerah ini," kata Sekretaris PSMTI Sulsel Hendryk Hodiono di Kantor BKKBN Sulsel, Jumat.
Menurut dia, bantuan berupa donasi dan menjadi Kakak Asuh ini diharapkan dapat membantu keluarga yang berpotensi maupun memiliki anggota keluarga yang stunting tersebar di Sulsel.
Dia mengatakan, pendampingan sekaligus menjadi KAAS tersebut dilakukan selama setahun dengan nilai donasi Rp1 juta per rumah tangga sasaran.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani mengatakan, penanganan Stunting itu melibatkan seluruh komponen, salah satunya komunitas Tionghoa dan media yang berkolaborasi mempercepat penurunan angka prevalensi stunting.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar, Chaidir.
Menurut dia, angka prevalensi Stunting 2022 tercatat 18,08 persen, sekarang turun menjadi 18,04 persen.
"Memang penurunannya kecil hanya 0,4 persen, namun jumlah anak stunting yang sudah dicover mencapai sekitar 1.000 anak dan diharapkan tahun depan sudah dapat mencapai zero Stunting," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut PMSTI Sulsel memberikan bantuan peningkatan asupan gizi anak berupa telur satu rak dan susu kepada keluarga berisiko stunting asal Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Sementara penerima bantuan asupan gizi untuk anak Balita, Sitti Halimah mengatakan, pihaknya sangat bersyukur mendapatkan bantuan penanganan Stunting yang akan rutin diberikan setiap bulan, selama setahun.
"Kolaborasi ini dengan menjadi donatur dan Kakak Asuh Anak Stunting (KAAS), termasuk mengkampanyekan percepatan penurunan stunting di daerah ini," kata Sekretaris PSMTI Sulsel Hendryk Hodiono di Kantor BKKBN Sulsel, Jumat.
Menurut dia, bantuan berupa donasi dan menjadi Kakak Asuh ini diharapkan dapat membantu keluarga yang berpotensi maupun memiliki anggota keluarga yang stunting tersebar di Sulsel.
Dia mengatakan, pendampingan sekaligus menjadi KAAS tersebut dilakukan selama setahun dengan nilai donasi Rp1 juta per rumah tangga sasaran.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani mengatakan, penanganan Stunting itu melibatkan seluruh komponen, salah satunya komunitas Tionghoa dan media yang berkolaborasi mempercepat penurunan angka prevalensi stunting.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar, Chaidir.
Menurut dia, angka prevalensi Stunting 2022 tercatat 18,08 persen, sekarang turun menjadi 18,04 persen.
"Memang penurunannya kecil hanya 0,4 persen, namun jumlah anak stunting yang sudah dicover mencapai sekitar 1.000 anak dan diharapkan tahun depan sudah dapat mencapai zero Stunting," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut PMSTI Sulsel memberikan bantuan peningkatan asupan gizi anak berupa telur satu rak dan susu kepada keluarga berisiko stunting asal Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Sementara penerima bantuan asupan gizi untuk anak Balita, Sitti Halimah mengatakan, pihaknya sangat bersyukur mendapatkan bantuan penanganan Stunting yang akan rutin diberikan setiap bulan, selama setahun.