Jakarta (ANTARA) - Sebagai bagian dari Semen Indonesia (SIG), PT Semen Tonasa terus berkomitmen untuk melindungi situs warisan budaya melalui proyek konservasi Situs Cagar Budaya Bulu Sipong yang terletak di Sulawesi Selatan.
General Manager Komunikasi dan Hukum PT Semen Tonasa Ardiansyah mengatakan, penetapan Bulu Sipong sebagai area konservasi 5 tahun lalu itu merupakan wujud kepedulian sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan untuk melaksanakan praktik bisnis yang berkelanjutan (sustainable).
"Dimulai sejak tahun 2015 melalui Kebijakan Perlindungan Keanekaragaman Hayati, yang kemudian pada tahun 2018 kawasan tersebut dijadikan area konservasi khusus melalui SK Direksi dengan fokus pada perlindungan flora-fauna lokal, endemik dan langka, serta perlindungan kawasan karst dan situs cagar budaya," kata Ardhiansyah melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Dalam menjaga dan mengelola area konservasi tersebut, Semen Tonasa telah menangani debu jalan tambang melalui pengecoran jalan sejauh 1,5 km, penyiraman jalan tambang minimal sekali per 2 jam, penanaman tanaman endemik, serta pemasangan alat pemantauan debu di area Bulu Sipong.
Untuk penanganan getaran, Semen Tonasa telah menetapkan zona bebas aktivitas penambangan serta pemasangan alat pemantauan peledakan tambang di area Bulu Sipong. Sedangkan terkait kelembaban, perusahaan juga telah melakukan upaya rehabilitasi lahan bekas tambang dengan berbagai tanaman hijau untuk mencegah terjadinya genangan air.
Selain itu, sebagai upaya pengamanan lokasi, Semen Tonasa membuat pembatasan akses masuk ke area konservasi yang membutuhkan izin khusus dari perusahaan serta penanggung jawab area konservasi. Semen Tonasa bersama bersama instansi terkait juga menambahkan pagar pengaman 2 km yang menggunakan tiang beton serta kawat berduri mengelilingi area konservasi seluas 19,5 hektare.
Ardi menambahkan, pihaknya telah menjalin kemitraan dengan Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep untuk penyusunan Heritage Management
"Jum'at tanggal 26 Mei 2023 yang lalu, telah dilakukan Focus Group Discussion bersama Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep dengan mengundang berbagai pakar dari LPPM Universitas Hasanuddin dan tamu undangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan serta Kabupaten Pangkep, dalam upaya memperkaya wawasan untuk penyusunan Heritage Management Plan tersebut," ujar Ardi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Rustan Lebe, bahwa pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Semen Tonasa untuk mengelola Situs Cagar Budaya Bulu Sepong sejak 2018.
"Kerja sama ini merupakan sebuah terobosan dalam upaya pelestarian dan pengelolaan cagar budaya secara terpadu, termasuk keterlibatan pemangku kepentingan yang memiliki visi bersifat profit dan non-profit. Besar harapan kami agar kerja sama ini sukses, sehingga dapat menjadi pilot project untuk pelestarian dan pengelolaan cagar budaya di tempat lain, khususnya wilayah konsesi tambang dan industri," pungkasnya.
Situs Cagar Budaya Bulu Sipong telah ditetapkan sebagai area keanekaragaman hayati dan kawasan konservasi melalui SK Direksi No. 47/ST/PR.00/21.00/01-2018 tanggal 17 Januari 2018. Saat itu, Semen Tonasa melihat indikasi potensi karst dan arkeologi di dalam area bekas lahan tambang yang sudah puluhan tahun tidak digunakan.
Potensi arkeologi tersebut semakin jelas terlihat ketika tahun 2019, sejumlah arkeolog dari Indonesia dan Australia yang melakukan riset dan penelitian di area Bulu Sipong, mempublikasikan temuannya mengenai lukisan bercerita tertua di dunia pada Jurnal Internasional Nature, sebuah jurnal ilmiah mingguan yang berbasis di Inggris.
Dalam jurnal tersebut, para arkeolog menyebutkan bahwa lukisan yang berada di dalam Bulu Sipong tersebut diperkirakan berusia lebih dari 44 ribu tahun yang lalu.