Mamuju (ANTARA) - Kepolisian Daerah Sulawesi Barat menjaring sebanyak 1.950 orang pelaku pelanggaran lalu lintas pada pekan pertama pelaksanaan Operasi Patuh Marano yang dimulai sejak 10 Juli 2023.
"Hingga sepekan pelaksanaan Operasi Patuh Marano, kami telah menjaring 1.950 pelanggar lalu lintas," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Sulbar Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Islam Amarulloh di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan jumlah tersebut merupakan pelanggaran lalu lintas yang terjaring melalui tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) mobile, tilang manual dan juga teguran, termasuk gabungan dari seluruh polres jajaran Polda Sulbar.
"Untuk Ditlantas Polda Sulbar, jumlah tilang elektronik sebanyak 51, sebanyak 179 tilang manual dan 143 teguran," terangnya.
Sementara penindakan pelanggaran lalu lintas untuk masing-masing polres, yakni Polresta Mamuju menjaring 89 pelanggar dengan rincian 31 tilang manual dan 58 teguran, Polres Majene 236 pelanggar (79 tilang manual dan 157 teguran), Polres Polewali Mandar 717 pelanggar (239 tilang manual dan 478 teguran), Polres Mamasa 160 pelanggar (77 tilang manual dan 83 teguran, Polres Mamuju Tengah 153 pelanggar (70 tilang manual dan 83 teguran) serta Polres Pasangkayu sebanyak 222 pelanggar (61 tilang manual dan 161 teguran).
"Pengendara roda dua yang terbanyak melakukan pelanggaran dan jenis pelanggaran terbanyak adalah tidak menggunakan helm SNI, disusul pelanggaran melawan arus, berkendara sambil memegang telepon genggam serta berboncengan lebih dari dua orang," jelas Amarulloh.
Sedangkan kasus kecelakaan lalu lintas selama sepekan pelaksanaan Operasi Patuh Marano tercatat 13 kasus, dengan rincian delapan kasus terjadi di wilayah Polresta Mamuju, tiga kasus di Polres Polewali Mandar, dan masing-masing satu kasus di wilayah Polres Mamuju Tengah dan Pasangkayu.
"Dari 13 kasus kecelakaan tersebut, tercatat ada satu orang korban meninggal dunia, satu orang menderita luka berat dan 15 orang mengalami luka ringan," tambahnya.
Wadirlantas mengimbau masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat agar tetap patuh dan tertib berlalu lintas, baik selama pelaksanaan Operasi Patuh Marano maupun setelah operasi.
"Ini juga demi keselamatan bersama guna mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di Sulbar," katanya.