Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) provinsi itu pada Juli 2024 naik 0,29 persen dari 117,15 pada bulan sebelumnya menjadi 117,49.
"Kenaikan NTP pada Juli 2024 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan beberapa komoditas penyumbang yang mempengaruhi kenaikan NTP itu diantaranya cengkeh, jagung, tomat dan bawang merah.
Aryanto menjelaskan NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Peningkatan NTP tersebut, kata dia, terjadi karena It mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan Ib.
Dari hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada Juli 2024, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,29 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. NTP bulan Juni 2024 sebesar 117,15 naik menjadi 117,49 pada bulan Juli 2024.
Peningkatan NTP tersebut terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan indeks harga yang diterima petani (It). It mengalami penurunan sebesar 0,01 persen sementara Ib turun sebesar 0,30 persen.
Adapun NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada Juli 2024 mengalami
peningkatan sebesar 0, 29 persen dari bulan sebelumnya.
NTP subsektor tanaman hortikultura (NTPH) pada Juli 2024 mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (ib).
Indeks harga yang dibayar petani (ib) mengalami penurunan sebesar 0,18 persen, sementara indeks harga yang diterima petani (it) turun sebesar 7,40 persen dibandingkan bulan Juni 2024
NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,11 persen. Penurunan NTP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) mengalami penurunan harga hingga 0,38 persen.
NTP subsektor peternakan (NTPT) mengalami penurunan dibandingkan bulan Juni 2024 sebesar 1,05 persen.
Sejalan dengan Subsektor Tanaman Hortikultura dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, penurunan NTP pada Subsektor Peternakan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (ib).
Indeks harga yang dibayar petani (ib) mengalami penurunan sebesar 0,29 persen, sedangkan indeks harga yang diterima petani (it) turun sebesar 1,34 persen dibanding bulan Juni 2024.
Sementara NTP subsektor perikanan (NTNP) pada Juli 2024 juga mengalami penurunan sebesar 0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Indeks harga yang dibayar petani (ib) mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, sedangkan indeks harga yang diterima petani (it) turun sebesar 0,30 persen dibandingkan bulan sebelumnya.