Penjabat Gubernur Sulbar menghendaki keberadaan kantor Bulog di Mamasa
Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin menghendaki keberadaan kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) di Kabupaten Mamasa.
"Mamasa butuh ketersediaan logistik pangan karena daerah itu akan didorong menjadi penghasil komoditi pertanian dan perkebunan, peternakan serta hortikultura, sehingga butuh kehadiran kantor Bulog," ujar Bahtiar di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan sejumlah komoditi sedang dikembangkan di Mamasa, seperti kakao, kopi, aren, nangka, dan sayuran maupun peternakan sapi dan budi daya air tawar.
Pemerintah memberikan bantuan bibit komoditi tersebut kepada para petani.
"Sehingga kantor Bulog dan gudang penampungan perlu dibangun di Kabupaten Mamasa, dan itu akan berupaya diwujudkan Pemprov Sulbar , untuk mendorong terciptanya kedaulatan dan ketersediaan pangan dan memastikan pasar komoditi tetap tersedia di Mamasa," ujarnya.
"Ketersediaan pangan dan pasar komoditi perlu diwujudkan di Mamasa untuk mencegah terjadinya inflasi yang menjadi penghambat pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Selain itu, untuk memastikan stok pangan di Sulbar tetap tersedia karena Sulbar sebagai penyangga kebutuhan pasar ibukota negara (IKN) di pulau Kalimantan.
Ia menyebut inflasi di Sulbar sebesar 1,59 persen yang merupakan masalah pembangunan yang harus terus disikapi guna menjaga kestabilan ekonomi dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
Meskipun, kata dia, Provinsi Sulbar telah mendapatkan apresiasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, karena dinilai daerah paling berhasil menurunkan inflasi.
"Pemprov Sulbar telah melaksanakan operasi pasar dengan menggelar pasar murah empat kali dalam sepekan, diseluruh pasar yang ada diberbagai Kabupaten di Sulbar, untuk mengatasi inflasi," katanya.
Ia menambahkan, berbagai program dijalankan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan juga memperkuat ekonomi masyarakat dengan mengembangkan komoditi unggulan.
"Mamasa butuh ketersediaan logistik pangan karena daerah itu akan didorong menjadi penghasil komoditi pertanian dan perkebunan, peternakan serta hortikultura, sehingga butuh kehadiran kantor Bulog," ujar Bahtiar di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan sejumlah komoditi sedang dikembangkan di Mamasa, seperti kakao, kopi, aren, nangka, dan sayuran maupun peternakan sapi dan budi daya air tawar.
Pemerintah memberikan bantuan bibit komoditi tersebut kepada para petani.
"Sehingga kantor Bulog dan gudang penampungan perlu dibangun di Kabupaten Mamasa, dan itu akan berupaya diwujudkan Pemprov Sulbar , untuk mendorong terciptanya kedaulatan dan ketersediaan pangan dan memastikan pasar komoditi tetap tersedia di Mamasa," ujarnya.
"Ketersediaan pangan dan pasar komoditi perlu diwujudkan di Mamasa untuk mencegah terjadinya inflasi yang menjadi penghambat pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Selain itu, untuk memastikan stok pangan di Sulbar tetap tersedia karena Sulbar sebagai penyangga kebutuhan pasar ibukota negara (IKN) di pulau Kalimantan.
Ia menyebut inflasi di Sulbar sebesar 1,59 persen yang merupakan masalah pembangunan yang harus terus disikapi guna menjaga kestabilan ekonomi dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
Meskipun, kata dia, Provinsi Sulbar telah mendapatkan apresiasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, karena dinilai daerah paling berhasil menurunkan inflasi.
"Pemprov Sulbar telah melaksanakan operasi pasar dengan menggelar pasar murah empat kali dalam sepekan, diseluruh pasar yang ada diberbagai Kabupaten di Sulbar, untuk mengatasi inflasi," katanya.
Ia menambahkan, berbagai program dijalankan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan juga memperkuat ekonomi masyarakat dengan mengembangkan komoditi unggulan.