Mamuju (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mendorong digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong pembangunan ekonomi syariah di Sulbar.
Kepala Perwakilan BI perwakilan Provinsi Sulbar, Eka Putra Budi Nugroho, di Mamuju, Minggu, mengatakan digitalisasi dan penguatan sektor riil merupakan kunci membangun ekonomi Sulbar yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia memberikan pemaparan komprehensif terkait kondisi dan prospek perekonomian global, nasional, serta regional Sulbar dalam retret yang diikuti sejumlah Pejabat lingkup Pemprov Sulbar.
Ia mengatakan, lima pokok utama perkembangan ekonomi yang perlu mendapat perhatian yakni kondisi ekonomi global dan nasional, kondisi ekonomi serta inflasi Sulbar, stabilitas sistem keuangan daerah, potensi sektor unggulan Sulbar, serta upaya BI Sulbar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Kebijakan tarif Amerika Serikat masih menjadi faktor penekan. Pertumbuhan ekonomi global dan pada 2025 diperkirakan bertahan di angka 2,8 persen sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,87 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya," katanya.
Ia juga mengatakan, nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan, sementara kredit perbankan tetap tumbuh solid sebesar 8,88 persen (yoy) pada April 2025 kemudian transaksi ekonomi dan keuangan digital terus meningkat, menandakan terjadinya kestabilan sistem pembayaran nasional.
Sulbar mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,83 persen pada triwulan I 2025, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 6,65 persen dan di bawah rata-rata nasional.
Kinerja sistem keuangan daerah pun menunjukkan tren moderat, pertumbuhan kredit hanya mencapai 4,42 persen, melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Namun demikian, risiko kredit (LAR) menunjukkan perbaikan, sementara rasio LDR yang tinggi 190–200 persen) mengindikasikan dominasi sumber kredit dari luar daerah.
Struktur ekonomi Sulbar masih ditopang oleh sektor pertanian 39,21 persen dan industri pengolahan (10,78 persen , dengan kelapa sawit (CPO) sebagai komoditas utama, CPO juga mendominasi ekspor Sulbar dengan kontribusi 92,32 persen dari total ekspor 2024.
"Potensi komoditas unggulan lainnya seperti kakao dan kopi juga sangat besar, terutama karena hampir seluruh produksinya berasal dari perkebunan rakyat, yang juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan," ujarnya.
Sehingga BI Sulbar kata Eka, terus mendorong pertumbuhan ekonomi Sulbar melalui berbagai strategi dengan mengembangkan UMKM, termasuk klaster pangan strategis dan UMKM ekspor, dengan pendekatan pull and push strategy.
Kemudian peningkatan akses keuangan, melalui pelatihan pencatatan keuangan, database UMKM layak dibiayai, dan business matching.
Penguatan ekonomi dan keuangan syariah, dengan tiga pilar: produk halal, literasi syariah, dan keuangan syariah.
Perluasan merchant QRIS, yang kini mencapai 85.170 merchant tersebar di seluruh kabupaten di Sulbar, mayoritas dari sektor usaha mikro.
"Digitalisasi sistem pembayaran dan penguatan sektor riil, dinilai akan menjadi sebagai katalisator utama dalam membangun ekonomi Sulbar yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya.
Ia juga berharap, sinergi antara BI, pemerintah daerah, lembaga vertikal, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing, terus dilakukan dan BI Sulbar berkomitmen untuk terus hadir sebagai mitra strategis daerah dalam mewujudkan Sulbar yang maju, tangguh, dan sejahtera.

