Mamuju (ANTARA) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat memastikan pengelolaan Logam Tanah Jarang (LTJ) di Kabupaten Mamuju, selaras dengan pelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi serta keadilan sosial bagi masyarakat.
"Kami memastikan pengelolaan LTJ di Kabupaten Mamuju selaras dengan pelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial bagi masyarakat," kata Kepala Dinas ESDM Sulbar Bujaeramy Hassan di Mamuju, Selasa.
Bujaeramy menyampaikan bahwa saat ini, dua blok utama di Kabupaten Mamuju, yakni Blok Takandeang dan Blok Botteng, telah diidentifikasi oleh Badan Geologi Kementerian ESDM sebagai kawasan dengan potensi LTJ tinggi, dengan kadar mencapai ribuan part per million (ppm).
"Kami tidak hanya ingin menggali, tetapi juga memahami, menjaga dan memastikan bahwa setiap langkah memberi manfaat luas bagi masyarakat,” tegas Bujaeramy.
Dalam kerangka ini, lanjutnya, Dinas ESDM Sulbar telah menyusun peta potensi geologi terbaru dan basis data ilmiah sebagai dasar pengusulan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) LTJ pertama di Indonesia.
Tak hanya bekerja dengan Badan Geologi, Dinas ESDM Sulbar juga menjalin kolaborasi dengan lembaga internasional terkemuka seperti Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) guna memperkuat kualitas riset dan validitas data.
Ia juga menyampaikan dari sisi pemberdayaan masyarakat, Dinas ESDM Sulbar menginisiasi berbagai forum sosialisasi dan edukasi publik terkait potensi, tantangan dan dampak pengelolaan LTJ.
Pendekatan partisipatif ini diyakini sebagai instrumen penting untuk mengurangi resistensi sosial dan mendorong kesadaran kolektif dalam menjaga sumber daya strategis.
"Transparansi tanpa partisipasi adalah ilusi. Masyarakat harus menjadi bagian dari tata kelola, bukan hanya menjadi penonton," kata Bujaeramy.
Sebagai tindak lanjut dari perhatian Kementerian Transmigrasi, direncanakan pengiriman tim ekspedisi verifikasi lapangan untuk mengintegrasikan potensi LTJ dengan peta jalan pengembangan kawasan transmigrasi yang memiliki dukungan infrastruktur dasar, akses energi, serta kesiapan tenaga kerja.
Keseluruhan langkah strategis itu tambahnya, tidak lepas dari arah pembangunan daerah sebagaimana tercantum dalam misi Panca Daya Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, terutama pada pilar mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
"Misi utama dari pilar ini adalah membangun ekonomi daerah yang merata dan berkeadilan melalui optimalisasi potensi lokal secara bijak dan kolaboratif," katanya.
Bujaeramy optimistis Mamuju akan menjadi pionir nasional dalam tata kelola LTJ yang bukan hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga berkeadilan secara sosial dan berwawasan ekologis.
"Sulbar harus menjadi contoh bahwa kekayaan alam bisa dikelola dengan baik dan mendatangkan manfaat yang besar kepada masyarakat," kata Bujaeramy.

