Makassar (Antaranews Sulsel) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berharap di Sulawesi Selatan juga dibangun pasar induk khusus beras agar persaingan usaha berjalan sehat dan memutus mata rantai distribusi yang panjang.
"Selama ini, pasar induk beras hanya ada di Cipinang, di Jakarta. Sulawesi Selatan yang setiap tahunnya selalu surplus beras lebih dari 2 juta ton itu mampu memenuhi kebutuhan beras di Indonesia, tetapi tetap saja banyak kendalanya," ujar Kepala Perwakilan Daerah (KPD) KPPU Makassar, Ramli Simanjuntak di Makassar, Minggu.
Ia mengatakan, terpusatnya pasar induk beras seperti di Cipinang, Jakarta selalu membuat heboh daerah-daerah lainnya jika terjadi kekurangan stok beras.
Salah satu contoh, kata dia, kekurangan stok di pasar induk kemudian memunculkan beban psikologi pasar kepada daerah lainnya, padahal daerah-daerah penghasil beras tidak perlu terdampak.
"Ini contoh, kalau di Jakarta ada kekurangan atau kelangkaan stok beras, terjadi kenaikan dan kemudian membuat gejolak di beberapa daerah lainnya termasuk di Sulsel. Padahal, di Sulsel itu stoknya selalu banyak tapi karena ada gejolak seperti itu, lantas terimbas di sini," katanya.
Karenanya, Ramli mendorong pemerintah pusat maupun provinsi agar bisa membangun pasar induk beras di Sulawesi Selatan agar bisa menjadi sentral penjualan bagi masyarakat.
Sebelumnya, Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar Dindin Syamsuddin mengatakan, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan tidak terpengaruh adanya rencana impor beras sebesar 500.000 ton dari Thailand dan Vietnam yang akan masuk ke Indonesia pertengahan Januari tahun ini.
"Kami di Sulsel tidak terpengaruh impor beras, bahkan kami suplus setiap tahun, dan saat ini hampir masuk masa panen," ujar dia.
Menurut dia, selama ini Sulsel telah mengirimkan beras hampir ke seluruh provinsi di Indonesia, di luar Lampung, Jawa Timur, dan Jawa Tengah karena daerah ini merupakan produsen sentra beras.
Menurut dia, stok beras di Sulsel masih terdapat 12.000 ton beras cadangan di luar masa panen, sehingga dijamin stok beras di Sulsel sangat aman dan tidak perlu menerima impor beras dari negara lain.
"Sulsel tidak punya sejarah menerima beras impor karena stok kami jamin aman. Tahun ini kami mulai pemulihan dengan memberikan kelonggaran kepada petani dengan membeli gabah dengan harga tinggi," katanya lagi.
Selain itu, Bulog Divre Sulselbar akan mengirimkan sebesar 60 ribu ton beras ke Aceh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sana. Sedangkan Ambon dan Maluku juga telah dikirimkan sebanyak 300 ton beras untuk dikonsumsi warganya.
Berita Terkait
Mantan Direktur PDAM Luwu Syaharuddin divonis 7 tahun penjara
Kamis, 28 Maret 2024 15:12 Wib
Disnaker Makassar memperketat pemantauan penerapan Permenaker tentang THR
Kamis, 28 Maret 2024 15:07 Wib
Menteri PPPA membantah kasus perundungan di pesantren meningkat
Kamis, 28 Maret 2024 2:25 Wib
Pelindo Regional 4 memprediksi puncak arus mudik H-4
Kamis, 28 Maret 2024 2:24 Wib
Hakim vonis dua terdakwa korupsi bibit sapi di Jeneponto empat tahun penjara
Rabu, 27 Maret 2024 21:57 Wib
KPU Sulsel menyiapkan strategi hadapi gugatan sengketa Pemilu
Rabu, 27 Maret 2024 19:21 Wib
Menteri PPPA minta kampanyekan "dare to speak up" menghadapi kekerasan
Rabu, 27 Maret 2024 16:03 Wib
Unismuh dan BNNP Sulsel wujudkan kampus bebas narkoba
Rabu, 27 Maret 2024 14:37 Wib