Makassar (Antaranews Sulsel) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI mengatakan keberadaan kampus asing dalam suatu negara termasuk juga di Indonesia merupakan hal yang wajar dan sudah selayaknya direspon dengan baik.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Intan Ahmad di Makassar, Jumat mengatakan berdasarkan data sejak 2015 maka jumlah kampus asing telah beroperasi di 76 negara.
"Ternyata 76 negara sesuai data 2015 sudah menyediakan tempat bagi kampus luar negeri untuk beroperasi di sebuah negara. Hal itu sudah terjadi dan puluhan negara sudah melakukan itu, tinggal bagaimana cara kita merespon dengan baik," ujarnya.
Ia menjelaskan, kampus yang berasal dari Amerika juga sudah banyak yang beroperasi di Tiongkok. begitupun di negara Australia, kampus asal Amerka sudah banyak yang telah beroperasi dan menjadi salah satu pilihan mahasiswa untuk mengenyam pendidikan di negara tersebut.
Sementara untuk negara tetangga Malaysia, kata dia, kampus luar negeri juga sudah diberikan ijin oleh pemerintah untuk beroperasi. Dan sejauh ini disebutkan sudah ada sekitar kurang lebih delapan kampus asing yang ada di Malaysia.
Adapun jumlah mahasiswa asing yang mengejar pendidikan di negara serumpun itu, lanjut dia, sudah begitu besar hingga mencapai 170 ribu mahasiswa.
Jumlah itu tentu saja begitu jauh dari jumlah mahasiswa luar negeri yang tengah menjalankan studinya di tanah air yakni baru mencapai 13 ribuan.
Menurut dia, jika ada kampus luar negeri yang beroperasi di Indonesia maka tidak bisa dielakkan. Tinggal bagaimana pihak kampus atau rektor di Indonesia untuk menyikapi kondisi tersebut kemudian."Tapi ini adalah realitas dan tinggal bagaimana menyikapinya," ujarnya pada acara Forum Rektor Indonesia (FRI) di Gedung AP Pettarani Universitas Hasanuddin Makassar hari ini.
Presiden Joko Widodo dalam pembukaan FRI sehari sebelumnya memang sempat menyinggung soal kemungkinan membuka kran bagi para kampus luar negeri untuk bisa beroperasi di Indonesia.
Presiden juga mengakui sudah menerima usulan dari Menristekdikti soal kemungkinan untuk memberikan izin kampus asing berperasi di Indonesia jika kampus yang ada di tanah air tidak mengalami perubahan sesuai tuntutan jaman.
"Tapi saya sampaikan sebentar, tolong semuanya diajak bicara, rektor-rektor baik negeri ataupun swasta harus diajak bicara dulu. Kalau tanpa diberi kompetitor, sudah bisa berubah maka tidak usah. Tapi jika kita tunggu tidak berubah-berubah, kita beri (izin)," katanya.
Berita Terkait
Unismuh dan BNNP Sulsel wujudkan kampus bebas narkoba
Rabu, 27 Maret 2024 14:37 Wib
Unhas rutin sosialisasikan cegah kekerasan seksual di kampus
Jumat, 22 Maret 2024 18:35 Wib
Gubernur Sulbar minta kampus membangun pendidikan yang hargai keberagaman
Kamis, 14 Maret 2024 2:51 Wib
Mencari solusi atas pembiayaan pendidikan tinggi
Kamis, 7 Maret 2024 9:04 Wib
Unismuh Makassar dan BNN bahas program Kampus Bersinar
Rabu, 6 Maret 2024 15:48 Wib
Unhas bersama CIMB Niaga gelar literasi dan inklusi keuangan di kampus
Sabtu, 24 Februari 2024 20:55 Wib
Unhas terima 323 mahasiswa program PMM-MBKM dari 124 kampus
Senin, 19 Februari 2024 14:32 Wib
Sebanyak 51 peserta Kampus Merdeka magang di perusahaan milik Jusuf Kalla
Jumat, 16 Februari 2024 19:51 Wib