Pemprov nilai sektor hulu industri belum optimal
Makassar (Antaranews Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menilai sektor hulu industri di provinsi ini belum berjalan optimal sehingga kontribusinya terhadap produk domestik regional bruto (DPRB) masih cukup rendah.
"Masih banyak masalah dan semuanya berjalan itu belum optimal karena kurangnya koordinasi dan sinergi antara satu dan lainnya," ujar Kepala Dinas Perindustrian Sulawesi Selatan, Ahmadi Akil di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan, ada banyak industri yang potensi untuk dikembangkan di provinsi ini, namun karena belum optimalnya sektor hulunya sehingga industrinya tidak cukup berkembang.
Dia mencontohkan, industri tekstil dari tenun sutera seperti di Kabupaten Wajo itu hanya berjalan di tempat dan tidak maju-maju karena kurangnya paskokan bahan baku.
Akil menyebut jika bahan bakunya masih mengandalkan impor karena kurangnya stok kepompong atau pupa yang dihasilkan larva ulat sutra murbei (bombyx mori).
"Kita tahu bersama bahwa sarung sutera dari Sulsel itu salah satu yang terbaik di Indonesia. Produk sutera kita yang terkenal dari Wajo dan Toraja, tapi lihat saja bagaimana industri itu, begitu-begitu saja karena memang sektor hulunya yang belum optimal," katanya.
Menurut dia, harusnya Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan maupun kabupaten bisa membuat peternakan ulat sutra agar stok bahan baku bisa didapatkan dengan mudah tanpa harus mengandalkan bahan baku impor.
Namun yang terjadi di lapangan, stok bahan baku impor yang didapat oleh penenun dari industri kecil menengah (IKM) ini justru lebih mahal sehingga harga untuk produk suteranya juga menyesuaikan dengan bahan bakunya.
"Ini memang menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Dinas Perindustrian sendiri masih baru karena dulunya gabung dengan dinas perdagangan. Kedepannya, kita harapkan adanya sinergi dari dinas kehutanan juga serta investor agar bisa mengembangkan sektor industri ini di Sulsel," terangnya.
Sementara itu, Department Head Industri and Regional Research PT Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, pihaknya bersama perbankan lainnya akan mendorong tumbuh kembangnya perekonomian di Sulawesi Selatan.
"Kita di Bank Mandiri akan mendorong perkembangan industrialisasi di Sulsel, mengingat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di Indonesia dan masih berada di kisaran tujuh persen," katanya.(Biqwanto Situmorang)
"Masih banyak masalah dan semuanya berjalan itu belum optimal karena kurangnya koordinasi dan sinergi antara satu dan lainnya," ujar Kepala Dinas Perindustrian Sulawesi Selatan, Ahmadi Akil di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan, ada banyak industri yang potensi untuk dikembangkan di provinsi ini, namun karena belum optimalnya sektor hulunya sehingga industrinya tidak cukup berkembang.
Dia mencontohkan, industri tekstil dari tenun sutera seperti di Kabupaten Wajo itu hanya berjalan di tempat dan tidak maju-maju karena kurangnya paskokan bahan baku.
Akil menyebut jika bahan bakunya masih mengandalkan impor karena kurangnya stok kepompong atau pupa yang dihasilkan larva ulat sutra murbei (bombyx mori).
"Kita tahu bersama bahwa sarung sutera dari Sulsel itu salah satu yang terbaik di Indonesia. Produk sutera kita yang terkenal dari Wajo dan Toraja, tapi lihat saja bagaimana industri itu, begitu-begitu saja karena memang sektor hulunya yang belum optimal," katanya.
Menurut dia, harusnya Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan maupun kabupaten bisa membuat peternakan ulat sutra agar stok bahan baku bisa didapatkan dengan mudah tanpa harus mengandalkan bahan baku impor.
Namun yang terjadi di lapangan, stok bahan baku impor yang didapat oleh penenun dari industri kecil menengah (IKM) ini justru lebih mahal sehingga harga untuk produk suteranya juga menyesuaikan dengan bahan bakunya.
"Ini memang menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Dinas Perindustrian sendiri masih baru karena dulunya gabung dengan dinas perdagangan. Kedepannya, kita harapkan adanya sinergi dari dinas kehutanan juga serta investor agar bisa mengembangkan sektor industri ini di Sulsel," terangnya.
Sementara itu, Department Head Industri and Regional Research PT Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, pihaknya bersama perbankan lainnya akan mendorong tumbuh kembangnya perekonomian di Sulawesi Selatan.
"Kita di Bank Mandiri akan mendorong perkembangan industrialisasi di Sulsel, mengingat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di Indonesia dan masih berada di kisaran tujuh persen," katanya.(Biqwanto Situmorang)